Agama

Telanjang dan Kefanaan Dunia: Luka Memar Bonyok Hingga Rasa Malu

Kefanaan dunia.
Kefanaan dunia.

Oleh: Akmal Nasery Basral, Sosiolog dan Penulis

SEMUA manusia lahir telanjang. Tak pernah ada yang nyinyir dan mempersoalkan, sampai kemudian orang tua sibuk memilihkan pakaian. Dari popok kain blacu sampai bahan sutera kelas satu tergantung latar belakang kekayaan. Semakin besar sang bocah, semakin dilimpahi aneka jenis busana agar ketelanjangannya dicegah. Bagaimana pun lucu-menggemaskannya seorang balita, tak ada orang tua yang membiarkan buah hati mereka telanjang 24/7 meski hanya di dalam rumah.

Sayangnya, begitu anak-anak memasuki masa remaja tak semua orang tua serius menyiapkan pakaian adab dan busana tata krama bagi darah daging mereka. Sebagian remaja tetap telanjang dalam akhlak suka merisak ( bully) orang lain, atau manja tanpa batas akibat didikan ibu yang telanjang dalam arus hedonisme dan ayah yang telanjang dalam kobaran syahwat gratifikasi dan koncoisme.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Telanjang juga menyangkut perangai orang dewasa dengan moral bangkrut. Anggota DPR yang menyimak film biru saat sidang membahas vaksin untuk masyarakat sejatinya bukan dibakar nafsu memelototi tubuh-tubuh bebas aurat, melainkan sedang memproklamirkan dirinya telanjang etika sehingga lupa dirinya penyanyi terkenal dan sedang bertugas sebagai wakil rakyat. Bahkan dari parpol terbesar yang hebat.

Pejabat negara yang berapi-api mengampanyekan masa jabatan sebuah tugas publik bisa diperpanjang meski harus mengakali amanat undang-undang--dengan alasan rakyat menginginkan berdasarkan big data yang dia pegang--sesungguhnya juga tengah bertelanjang bulat dalam berahi kekuasaan. Sebuah pornografi otoritarian yang merangsang pecandu “Dear (Power, oh, Absolute Power) Onlyfans”.

Selain ketelanjangan sukarela, ada juga kondisi telanjang akibat paksaan. Hari Minggu (10/4) lalu, contohnya, Perdana Menteri Imran Khan ditelanjangi kekuasaannya hingga tak bersisa oleh mayoritas anggota Parlemen Pakistan melalui sebuah mosi tak percaya. Ini lebih menyakitkan bagi politisi yang pernah menjadi atlet kriket sohor dan wajah ikonik negerinya. Untungnya dia tak sampai ditelanjangi yang membuat auratnya terbuka disantap kamera.