Budaya

Pattani dan Champa Serumpun Melayu

Istana Pattani.
Istana Pattani.

Kerajaan Pattani berdiri tahun 1457. Pattani kerajaan Melayu yang meliputi wilayah Yala (jala), Narathwat (menara), dan sebagian Songkla.

Kerajaan Pattani berakhir abad XVIII M karena terus-terusan menghadapi Siam.

Pattani dan Champa kerajaan Melayu di Indochina. Di Semenanjung Tanah Melayu ada kerajaan Malaka tahun 1477 dan di Singapura sda kerajaan Temasik tahun 1299.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Kerajaan Melayu di Sumatera Samudra Pasai sejak XIII M dan kemudian Pagaruyung tahun 1347-1833.

Inilah regionalisme Melayu yang kemudian melibatkan Zona Econ Bandar Sunda Kalapa, dan di Jawa. dari indikasi makam Putri Chempo/a relasi dengan Majapait sudah terjalin semula jadi.

Kawasan huni Melayu di Kamboja di propinsi utara yang bernama Malai Ur, tanah Melayu, dan Kompong Chom.

Seorang pakar Perancis awal XX M menebak Malai Ur di Jambi.

Migrasi orang Kamboja disini sejak medio XIII M ketika negeri mereka diserang Siam.

Hubungan migran Kamboja dengan native cukup bagus. Kamboja dijadikan nama pohon. Perancis jadi nama kali di Tangerang, Inggris jadi nama pisau silet dan garam, China jadi nama peté.

Pohon Kamboja, kali Perancis, Piso Inggris dan garam Inggris, dan peté China.

Bukan saja migran Kamboja, migran bangsa-bangsa lain dari Indochina ke Andunisi rata-rata bersawah dan berkebun. Karena itu ada Pondok Ranggon, dan ada labu Siam.

Migran Laos ke Andunisi, vice versa. Luang Prabang di Laos sebelumnya bernama Negri Jawa.

Tetapi orang Champa memilih melaut. Champa kaya dibanding yang lain. Makanya yang dikenal disini Putri Champa.

Kerajaan Champa sebagai mayor power system ibukotanya Vijaya, kota pesisir timur, sebelumnya di Panduranga. Sejak XIII M Champa menjadi kerajaan Islam. Ibukota Vijaya disebut dengan partikel Sri, jadi Sri Wijaya. Sri Vijaya, yang di Champa, sangat tersohor.

Champa pada tahun 1828 diserang Vietnam dan ditaklukan sampai sekarang. Untung dokumen dapat diselamatkan dan Terawat dengan baik di Kamboja.

Menurut keterangan seorang ANS ARNI yang mendapat informasi dari Connie Rahakundini Bakrie tanggal 15 Desember 2021, Arsip tentang Sri Wjaya banyak ada di Kamboja. Dan sebagian sudah diambil Malaysia.

Wajarlah wong itu Sri Wijaya Chempa.

*** Penulis: Ridwan Saidi, Politisi Senior, Sejarawan, dan Budayawan Betawi.