Demontrasi 21 April 2022: Bertemu Gelombang
PMKRI (Perhimpunan Mahasiswa Katolik) se-DKI terlibat aksi demo 21 April 2022. Tokoh PMKRI genre 70-an adalah Chris Siner Key Timu. Dia salah satu pendiri Kelompok Cipayung, tanpa plus tapinya. Kuantitatif demo 21/4 kemarin cukup besar dan melibatkan exsponen selain mahasiswa dan emak-emak juga buruh.
Gerakan perubahan tak terganggu dengan gelembung isu 16 orang anggota NII (Negara Islam Indonnesia) yang punya 16 batang golok dab mau ganti pemerintahan. Kalau orangnya cuma segitu dan senjatanya sajam lalu pemerintah bisa rubuh, maka tiap sore ada saja nanti pemerintah yang rubuh. Gelembung isu ini kempes sendiri.
Sebelumnya insiden yang terjadi di tengah aksi massa depan DPR 11/4 juga bersipongang. victim (korban) 'AA' yang dikatakan alat vitalnya pecah. Setahu saya alat vital itu keseleo saja tak mungkin, apalagi pecah. Gelembung isu ini pun meredup.
Yang tak kunjung padam isu ekonomi Indonesia yang cenderung ambruk, sementara publik tak melihat solusi dari pemerinrah. Malah terlihat upaya kalangan yang dekat dengan pemerintah menambah periode jabatan.
Ini yang membuat pelbagai unsur dalam masyarakat bertemu gelombang, atau frekuensinya sama. Dan ini meliputi kota-kota di seluruh tanah air.
Kalau sudah begini fokus massa tak bisa digeser ke stadion baru atau cerita kereta api cepat mau diresmikan.
Langkanya minyak goreng ternyata permainan mereka yang dekat dengan pemerintah yang akibatnya menyedot sisa-sisa trust (kepercayaan) yang ada pada pemerintah.
Fakta gagalnya atlet senam ritmik Suciati Narendra diberangkatkan ke Seagames 2021, yang menurut sebuah channel U-tube, karena yang berwenang tak mampu ngongkosi. Ini adalah anti klimaks di tengah slogan tingkatkan daya saing global Indonesia.
Sulit. Tanggal 20/4/2022 tatkala Menkeu Srii Mulyani pimpin sidang para Menku dan Gubernur Bank Central G20 di Washington ia ditinggal ramai-ramai peserta yang tak suka lihat delegasi Rusia.
What now my love? (apa yang akan dilakukan sekarang sayang? Ketika ditanya kepada seorang mantan pejabat tinggi intelejen ditanya tentang situasi politik sekarang, dia hanya menjawab: Lihat habis lebaran...!
Lebaran tong lebaran
Iraha kang iraha
Isukan tong isukan
Asyik-asyik.
(Lebaran tong lebaran
Kapan Bang kapan
Besok tong besok
Asyik-asyik.
(Inilah lagu kanak-kanak di Jakarta 1950-an.)