Sejarah

Ulama Betawi: Dari Layth Abu Nashr bin Ibrahim di 983 M Hingga Syekh Junaid al Batawi Pada 1894 M

Syejkh Junaid al Batawi.
Syejkh Junaid al Batawi.

Foto di atas diyakini sebagai Syekh Junaid al Batawi. Dalam riset Snouck Hurgronye di Mekah 1894-1895 ia gagal bertemu dengan Syekh Junaid karena Syekh Junaid menolak. Snouck telah mendapat informasi bahwa Syekh Junaid imam di Masjidil Haraam.

Syekh Junaid asli orang Jembatan Lima. Mukim di Mekah sejak 1890.

Berdasar kesaksian Buya Hamka, Syekh Junaid adalah seorang Syaikhul Masyaikh, guru segala guru.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Ulama besar generasi awal adalah Layth Abu Nashr bin Ibrahim yang wafat di Jakarta tahun 983 M (British Library) dan dimakamkan di Kapuk Teko. Abu Nashr sendiri dikenal sebagai mu'alim Teko .

Generasi pelanjut penyebar Islam X-XI M adalah:

1. Dato Ibrahim, makam di Condet

2. Dato Mera, makam di Condet

3. Dato Biru, makam di Rawa Bangke, Mester.

4. Dato Banjir, makam di Pondok Gede

(Data revelata penduduk lokal).

Sebelum Islam ajaran ketuhanan yang bersumber dari Nabi Musa dibawa pertama kali oleh: Queen of Sheba (Ratu Sheba) pada II M, sumber Giovani abad XV M dan Raffles abad XIX M. Kemudian:

1. Tuanku Raman abad V M, sumber Lalampahan Bujangga Manik XIV M, dan peninggalan Bendungan Melayu, Priok, dan Dam Raman, Metro. Tuanku Raman ahli bendungan. Makamnya di Unur Jiwa, Batu Jaya, Karawang, abad V M.

2 Syekh Yusha, Karawaci, V M. Kesimpulan dari penghadapan makam dan ketinggian makam dari permukaan tanah. Selain data revelata penduduk.

3. Dato Tonggara, Kramat Jati. Tonggara artinya orang yang tahan menderita. Ia juga diduga dari abad V M . Kesimpulan diambil berdasar metode yang sama dengan butir 2 di atas.

Di era transisi ajaran ketuhanan Musa ke tauhid Islam abad VII-VIII M muncul nama Syekh Darugem, artinya orang yang berpindah agama. Ia orang desa Bambu Jenar, Kecamatan Teluk Pucung, kabupaten Bekasi. Pedepokannya di kawasan itu juga yang disebut kampung Irian. Beliau Syekh Siti Jenar. Makamnya di Pulo Mesigiet, Lemah Abang, Karawang. Kesimpulan diambil dengan metode riset yang dipakai juga untuk butir 2 dan 3. Dalam konteks ini, juga digunakan jejak 'linguistic' dalam toponim.

Dalam abad XVII ada seorang ulama Betawi ahli hukum peradilan dalam Islam. Namanya Asmat bin Asba. VOC minta keterangannya waktu mau bikin landraad, pengadilan .