Sejarah

Waterloo Daendels: Di Mana Shalat Ied?

Lukisan lithograpy Waterloo, sekarang lapangan Banteng. Di latar belakang tampak gedung-gedung yang jadi Kemenkeu sekarang.
Lukisan lithograpy Waterloo, sekarang lapangan Banteng. Di latar belakang tampak gedung-gedung yang jadi Kemenkeu sekarang.

Melihat begitu banyaknya gedung-gedung yang dibangun Daendels di Jakarta dan Surabaya, juga pembangunan jalan Anyer-Panarukan maka menjadi mustahil klaim Belanda bahwa era Daendels 1808-1811, cuma tiga tahun. Kereta api cepat saja sudah tiga tahun tak kunjung wujud.

Merujuk pada uang logam yang dikeluarkan Nederlands Batav pemerintahan Daendels yang berlaku sampai 1826, maka menjadi sulit kita mempercayai sumber-sumber Belanda untuk sejarah.

Sembayang Idul Fitri dan Adha di lapangan Banteng baru tahun 1952. Sebelumnya di lapangan Gambir. Menurut keterangan Prawoto Mangkusasmito, pernah Wakil Perdana Menteri, kepada saya shalat Ied di lapangan di Jakarta bermula 1929 di Gambir.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

"Karena baru, banyak yang menonton. Ketika sembayang hujan turun. Kok saya heran saudara, kata pak Prawoto, yang menonton pada tertawa,'' ujarnya.

Daendels gunakan Waterloo untuk defile, lihat gambar lithografi di atas. Di zaman Nederlands Indie Belanda bermula 1826, mereka bikin monumen singa di tengah lapangan. Penduduk sebut lapangan Singa.

Zaman merdeka jadi lapangan Banteng. Lapangan ini menjadi ajang olah raga. Baru 1952 tempat sembayang Ied sampai tahun 1962. Pada tahun itu Bung Katno bikin patung pembebasan Irian Barat.

Pada tahun 1971, 1977, 1982 lapangan Banteng untuk ajang kampanye pemilu. Pada 18 Maret 1982 giliran kampanye Golkar. Panggung kampanye mereka hangus dibakar pengunjung.