Gua Jambul, Kini Istiqlal dan Nasib Gua di Jakarta

Sejarah  
Foto lubang gua Jambul sebelum diratakan menjadi Masjid Istuqlal, Trap dan gate bangunan tambahan buatan Belanda yang kemudian mereka robohkan sendiri.
Foto lubang gua Jambul sebelum diratakan menjadi Masjid Istuqlal, Trap dan gate bangunan tambahan buatan Belanda yang kemudian mereka robohkan sendiri.

Pribumi (nativie) Jakarta menjalani cave life (kehidupan goa), kemudian river basin community (komunitas daerah aliran sungai), sebagai lazimnya makhluk insani di dunia. Native Jakarta itu kemudian disebut Betawi, atau gerbang, merujuk bahasa Armen.

Gua-gua di Jakarta:

1. Jambul, artinya membukit. Lokasi Istiqlal sekarang. Sumber air kali Ciliwung

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

2. Liang Bo, lubang hunian, lokasi dekat SMA Kartini, Jl Raya Kartini. Sumber air kali Ciliwung Gunung Sari, bukan Sahari.

3. Gedong Rubu, bekas gua yang runtuh karena erosi dari sodetan kali Sunter. Gedong = gua. Lokasi Sunter-Kemayoran. Sumber air kali Sunter. Sunter = air. Aér/ayér = gen.

4. Kapitan di Klender. Klender artinya keluar/tinggalkan gua. Kapitan gua dengan dua lubang/liang.

5. Le Gua atau Legua/Legoa. Lokasi Tanjung Priuk. Priuk = U-turn. Sumber air Sungei Bambu.

6. Gondang Dihiya. Lokasi Jl Gondang Dia dekat Wisma Aceh. Gondang Dihiya = wanita agung. Sumber air Kali Pasir.

7. Sekot, artinya ditarik. Lokasi dekat RS Budi Kemuliaan. Sumber air kali Jl. Abdul Muis.

8. Tenabang, panggilan bumi. Lokasi dekat mesjid Al Ma'mur. Sumber air kali Krukut.

9. Monyet, lokasi pinggir kali Condet.

Yang saya telah masuki gua Jambul. Tinggi lebih 2 meter, lebar hampir 3 meter. Panjang sekitar 100 meter. Lantai agak menurun. Penerangan datang dari bebatuan dinding gua.

Gua Monyet Condet harus dimasuki dari tebing kali. Itu tak mudah.

Liang Bo liangnya tinggi dari permukaan tanah. Saya masih kecil diajak kakek. Cuma lihat-lihat saja.

Cave live Liang Bo meninggalkan tiga toponim:

1. Gunung Sari = gunung kecil, divermakt Belanda jadi Gunung Sahari

2. Lose = orang asli, diobras pemda DKI jadi Lautze.

3. Tuahong = hunian lama, tak jelas dipengapakan Pemda toponim kuno ini. Ini bahasa pasca cave life.

**Penulis: Ridwan Saidi, Politisi Senior, Budayawan Betawi, dan Sejarawan.

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image