40 Tahun Perang Malvinas: Dari Obsesi Galtieri Sampai Pidato Retoris Diego Maradona

Sejarah  

Respons Margaret Thatcher

AL Inggris dalam posisi sulit. Pemangkasan anggotan menyebabkan mereka tidak lagi sering melakukan latihan yang diperlukan. Kondisi persenjataan juga dipertanyakan.

Namun, Inggris punya perdana menteri bernama Margaret Thatcher, yang tidak ragu menunjukan tekad. Ia menyerahkan segalanya kepada pasukan darat, laut, dan udara, untuk mewujudkan tekad itu.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Inggris mengirim armada yang kuat, termasuk dua kapal induk, delapan kapal perusak, dan sejumlah kapal lainnya. Sebuah kapal kontainer sipil diubah menjadi kapal induk. Brigade Marinir ke-3 menjadi tulang punggung pasukan darat.

Argentina juga tidak ragu ketika harus berperang. Mereka mengerahkan banyak unit tentara di Falklands. Namun, mereka melupakan satu hal; ketersediaan senjata.

Garnisun baru yang diterbangkan ke Malvinas hanya memiliki sedikit senjata. Sebagian besar pasukan Argentina yang dikerahkan adalah tentara cadangan kurang terlatih.

Lainnya, Malvinas berada di luar jangkauan terbang pesawat Argentina yang lepas landas dari daratan. Mereka tidak memiliki cukup bahan bakar untuk bertempur dan kembali ke pangkalan.

Langkah petama Inggris adalah kembali ke Georgia Selatan. Tanpa kesulitan Inggris merebut pulau itu kembali, karena pasukan Argentina di pulau itu mengibarkan bendera putih. Pasukan utama Inggris bersiap menyerang Falklands.

Awal pertempuran agak mengecewakan London. Inggris menyerang lapangan terbang dengan dua bom yang dibawa dua pesawat tempur. Salah satu pesawat kembali ke pangkalan karena malfungsi. Pesawat lain menjatuhkan bom tapi tak mengenai sasaran.

Sea Harrier, pesawat tempur berbasis kapal induk, bernasib lebih baik. Argentina mulai menderita kerugian. Pertempuran laut juga dimulai ketika Argentin secara bertahap menerjunkan pasukan mereka ke dalam konflik.

Inggris menembak jatuh beberapa pesawat Argentina, tapi secara kesleruhan tidak ada yang mengklaim kemenangan.

Pada 2 Mei, Argentina kehilangan kapal penjelajah ringan Jenderal Belgrano. Ini kapal buatan AS yang dibangun sebelum Perang Dunia II. Kapal dijual ke Argentina tahun 1951. Jadi, benar-benar kapal tua.

Sebelumnya, pada 30 April, kapal selam Inggris Conqueror secara tak sengaja menemukan kelompok AL Argentina. Inggris melihat peluang menguntungkan, dan memutuskan menyerang. Conqueror saat itu sedang menjalankan misi lain.

Kapal selam itu meluncurkan tiga torpedo. Dua di antaranya mengenai sasaran. Kapal perusak tidak berada di sekitar Jenderal Belgramo karena kehilangan kontak dalam kabut tebal.

Akibatnya, 323 pelaut Argentina tewas, dan 772 melarikan diri. Belgrano tenggelam ke dasar laut.

Komado Argentina secara psikologis mogok dan menarik kembali kapal mereka dari zona pertempuran. Pada 4 Mei, sebuah pesawat pengintai Argentina melihat kapal perusak Sheffield milik Inggris dan freegat Glasgow.

Argentina dengan cepat membuat keputusan, mengirim beberapa pesawa terbang ke kapal perusak. Pesawat-pesawat itu terbang sangat rendah dengan radar dimatikan untuk sebagian besar penerbangan.

Glasgow menghindari serangan, tapi Sheffield kurang beruntung. Rudal Exocet menghantamnya. Padahal, sistem pertahanan radioelektrik telah dimatikan, kecuali satu unit radar. Akibatnya, roket yang datang hanya bisa diketahui ketika terlihat dengan mata telanjang.

Semua yang berada di Shiffield terjun ke laut karena risiko amunisi meledak. Namun Shiffield masih mengapung selama sepekan, dan tenggelam pada 10 Mei di kedalaman 300 meter. Sebanyak 20 pelaut tewas.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image