Budaya K-Pop, BTS, dan Nasib Wajib Milter Korsel?

Budaya  

Ironi BTS

Sebagai band K-pop paling sukses, BTS menarik perhatian luar biasa di media sosial dengan setiap rilis baru. Setiap pertunjukan mereka di AS selalu sukses, yang membuat mereka kali pertama masuk nominasi Grammy Award.

Mereka berpidato di PBB, menyambangi Gedung Putih berkampanye melawan kejahatan dan kebencian kepada orang-orang Asia di AS.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

“Begitu Anda mencapai kesuksesan seperti BTS, itu artinya Anda harus terus melakukan sesuatu yang terhubung dengan apayang Anda lakukan,” kata CedarBough Saeji, profesor Studi Korea dan Asia Timur di Universitas Nasional Busan.

Dalam rilis terbaru, siapa pun dapat melihat bagaimana mereka terus merefleksikan kembali di mereka berada saat ini. Sedangkan pengumuman hiatus mengisyaratkan niat BTS mencari tahu ke mana mereka akan pergi tanpa campur tangan orang lain.

“Mereka ingin menunjukan bahwa setiap individu mampu memilih jalan masing-masing,” katanya.

Pengumuman hiatus juga menimbulkan keraguan terhadap upaya keadilan sosial BTS, yang mencakup dukungan terhadap Black Lives Matter dan kampanye anti-kekerasan. Terlebih, penggemar BTS mengumpulkan satu juta dolar AS untuk Black Livers Matter setelah kematian George Floyd.

BTS juga menghadapi pertanyaan menjamur tentang mengapa mereka tidak vokal tentang diskriminasi di negeri sendiri.

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image