Peta Jakarta 1618. Kyai Arya Patih Majakatera
Ini port Jacatra, gerbang Jacatra yang batas selatannya Beos. Bukit-bukit Tambora yang melebar dari Glodok baru digusur XVIII M.
Konsentrasi penduduk di Kapuk Muara, Blandongan, dan Jembatan Lima. Selain di kawasan dalam peta.
Saat peta dibuat pembangunan Labuhan Kalapa II dan Kota Inten sudah selesai pada tahun 1540. Ke arah utara peta lokasi adalah Menara Syahbandar.
Blok merah dalam peta adalah kawasan Patih Kyai Arya.
Maka ada dua alat bukti tentang kepatihan Majakatera (Jacatra):
1. Document perjanjian Portugis Malacca dan Sunda Kalapa 1521 yang menyebut Patih . Mundari
2. Peta Ijzerman yang memuat lokasi hunian Patih Kyai Arya.
Dengan demikian terbantah claim Kesultananan Banten yang berdiri 1552 menjajah Sunda Kalapa.
Peta ini juga menginformasikan gelar Kyai sudah dipakai di négri Betawi paling tidak tahun 1618.
Sebelah utara hunian Kyai Arya tertulis Batterij. Mestinya Ba'cere, hunian Peru.
Blok sebelah barat yang dibelah Kali Ciliwung dengan blok Timur adalah Port Jacatra. Inilah Kota Jacatra dimana ada pasar, alun-alun, dan messigiet (masjid).
Port Jacatra bagian dari pembangunan labuhan Kalapa II 1522-1540.
Bangunan mesjid yang tersisa hingga kini mihrab.
Tetapi sulit disimpulkan bahwa ini mesjid tertua di Jakarta. Karena di sebelah barat Majakatera ada sumur bersuci yang dinamakan Mandi Rancan yang masih terpelihara hingga kini. Keberadaan Mandi Rancan dilaporkan Bujangga Manik dalam Lalampahan yang ditulis XIV M.
Penulis: Ridwan Saidi, Budaywan Betawi dan Sejarawan