Penganten Emas: Dari Rempah dan Jahe VOC Hingga Perburuan Emas Daendels
Busana penganten di banyak daerah di Indonesia sutera bertahtakan emas. Hal itu juga ada di masyarkat Betawi. Sedangkan tiirai wajah itu sendiri yang disebut Siangko yang beradal dari poros peradaban Melayu-Swahili. Bukan China
Maka dapat dipastikan tempat sewage! penganten baru berhadir pada tahun 1930, sebelumnya busana penganten adalah milik sendiriri.
Adanya baju emas jiuga mengindikadisi tingkat kekayaana yang seperti apa keluarga penganten perempuan, atau keluarga keduanya.
Apakah di Jakarta ada tambang emas? Jawabnya: ada, tapi tak seberapa, misal di waduk Melati, namun depositnya kini sudah habis.
Jakarta, atau zona ecokonomi Sunda Kalapa adalah pusat perdagangan emas. Dalam kitab sejarah wajib diajarkan bahwa Indonesia berdagang rempah-rempah. Benar, tapi tidak itu yang utama. Emas adalah perdagangan utama di Indonesia. Itu tujuan pokok dewan tertinggi Yahudi City of London yang mendirikan VOC.
Namun, kuasa lokal mau pun penguasa zona ecokonomi tak ada yang sudi berdagang emas dengan VOC. Dan tahun 1799 VOC bangkrut. Income tipis karena cuma jualan jahe.
Ketika Daendels tampil orang kita suka berdagang emas dengan Darndels. Karena itu jalan Anyer-Panarukan melalui Sumedang yang kaya dengan emas. Apalagi orang Indobesia tidak suka VOC karena mereka kejam. Wanita-wanita native disergap untuk dicabuli, Bila menolak pasti disiksa.
Berbagai bangunan kokoh dan indah yang kini masih ada ternyata lebih banyak dibangun Daendels dari pada VOC, terutama di Jakarta. Banyaknya pembangunan di Jakarta oleh Daendels meningkatkan income penduduk Jakarta.
Penulis: Ridwan Saidi, Budayawan Betawi dan Sejarawan.