Lady Gaga di Amerika dan Kampung Gaga di Betawi
Lady Gaga penyanyi top yang pernah direncanakan mentas di Indonesia.
Apakah Gaga dalam nama Lady Gaga dengan Gaga pada toponim Kampung Gaga sama arti? Sama. Keduanya ditulis tanpa H. Saya saluut pada Pemda Tangerang yang mempertahankan keaslian toponim.
Gaga, seperti juga régé yang berasal dari reggae, dari bahasa yang digunakan di Carribea dan Trinidad. Gaga unggul, régé enerji. Geometrical régè begini:
/\/\/\/\ ini macam gigi gergaji.
Ini pengaruh dari migran yang datang dari tempat tempat tersebut seperti halnya pemakaian partikel Che dan Le atau La. Cilamaya Che La Maya.
Lé Duc Tho tokoh Vietnam yang berperan dalam perdamaian Vietnam- Amerika pernah dicalonkan sebagai pemegang hadiah Nobel bidang perdamaian. Ia menolak.
Cileduk kalau ditulis Ché Lé Duk dan lalu bandingkan dengan Le Duc Tho. Sama. Karena di Tangerang anda juga akan dapatkan toponim Legoso (Lé Goso) dan Légok (Lé Gok). Penduduk akan koreksi kita kalau mengucap Legok dan bukan Légok. CABE pernah bahas Çhé Deng dan Lédeng.
Kenapa orang-orang ini namanya diabadikan sebagai toponim? Mereka orang yang dihormati mungkin karena jasanya di sektor industri agro misalnya pengairan. Atau ini bukan proper name, tapi nomenclatur misalnya kepala kampung.
Bagaimana dengan Lénong (Lé Nong)? Nong artinya pertunjukan, atau menonjolkan. Jidat jantuk itu disebut nongnong.
Lédék (Lé Dék) pemain wanita dalam Topeng yang berperan penggoda.
Candi yang artinya susunan, jadi bahasa resmi arkaeologi di Indonesia. Dalam wilayah adat (rechtsringen) Jakarta ini disebut Batu Jaya, justru penduduk di Batu Jaya, Karawang, menyebutnya unur, bahasa Samoa yang artinya subject with intens affection. Prasasti dan dolmen di Jakarta dan Tangerang disebut Batu Tulis dan Batu Çépér. Sedangkan menhir itu batu jajar penunjuk waktu dengan melihat bayangan batu-batu dengan kemiringan berbeda.
Linguistic, seperti halnya music (musik), adalah jejak sejarah. Time line pun dapat ditelusuri. Yang penting, jauhilah dongeng dari sejarah. Juga tafsir toponim tak bisa main tebak-tebakan. Bahkan toponim jangan diperlakukan sebagai akronim. Itu ada ilmunya. Belajar ya, sayang. Tung ting tak ting tung ting tak.
Penulis: Ridwan Saidi, Sejarawan Betawi dan Sejarawan