Sejarah

Kisah Para Jago Betawi Senen Kala Zaman Kemerdekaan

Foto Ahmad Bey
Foto Ahmad Bey

Mat B tak dapat dipisahkan dari Bang Pi'ie atau Imam Syafi'ie. Mereka pendiri dan tokoh organisasi jasa keamanan Cobra. Nama Cobra memang kontroversial. Tak dapat memberi kesimpulan sederhana tentang Cobra. Korban pencopetan barangnya segera kembali bila melapor pada Bang Pi'ie atau Mat B.

Di jaman revolusi Ka'icang, Bang Pi'ie, Mat B, Bir Ali adalah pejuang yang mengambil posisi di front Senen. Mereka berjuang sampai kedaulatan diakui Belanda pada tahun 1949, kecuali Ka'icang yang tewas tahun 1948 ketika tumpas pemberontakan PKI di Madiun.

Tahun 1950 berdiri Cobra dengan pelbagai persepsi publik tentang organisasi ini. Letkol Imam Syafi'ie sendiri sudah tak aktif di TNI ketika Cobra berdiri.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Terlepas dari soal Cobra, pada tahun 1950-an memang merebak pembicaraan publik mengapa seorang seperti Kusni Kasdut yang mempunyai track record pejuang kemerdekaan terlibat dalam kriminal.

Cerpenis B.Sularto dalam majalah Sastra menulis cerpen terkenal Domba-domba Revolusi.

Ada yang menganalisa semua itu muncul gara-gara peraturan Jendral TB Simatupang tentang rasionalisasi kepangkatan di TNI. Kala itu ada aturan, bagi yang tak pernah mendapatkan pendidikan militer pangkatnya diturunkan 1-2 tingkat.

Bekas pejuang lalu jadi kriminal bukan Kusni Kasdut saja. Ada juga seseorang dari Jakarta Barat yang ditembak mati oleh Letnan Suhanda dari Divisi Siliwangi.

Tapi, Mat B bukan kriminal. Ia seorang jago yang sahabat lamanya Bang Pi'ie.

Penulis: Ridwan Saidi