Sejarah

Duren, Iran Barat, Istana Negara 28 September 1965, Hingga Menantang Agar Diembargo Amerika

Suasana Istana Negara di era kolonial.
Suasana Istana Negara di era kolonial.

Bung Karno (BK) tahun 1963 sepakat USA menjadi penengah dalam perundingan soal Irian Barat dengan Belanda.

Jaksa Agung Robert Kennedy, adik Presiden John Kennedy, diutus ke Jakarta. Selain bertemu BK, Robert juga ceramah umum di UI. Tatkala melintas halaman, mahasiswa CGMI (onderbouw PKI) melempari Robert dengan tomat busuk.

Dubes USA ketika itu Howard P Jones.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Pada suatu rapat raksasa di Stadion Utama Senaya, dari atas pentas pidato BK teriak memanggil-manggil Dubes USA: "Jones where are U". Dubes Jones berdiri. BK meminta naik panggung: "Come here".

Dubes Jones naik pentas. Ternyata BK cuma minta konfirmasi soal perundingan Irian Barat yang sedang berlangsung. Dubes Jones manggut-manggut, lalu kembali ke tempatnya.

Keterlaluan! Hanya untuk konfirmasi seorang Dubes dibegitukan.

Beberapa bulan jelang Gestapu meledug Howard P Jones kembali. Penggantinya Marshall Green. Saya bertemu dengan beliau di Jakarta, kemudian di Washington tahun 1971. Saat itu beliau sudah di Kemlu USA. Saya menemui beliau dengan rekan-reka ndari negara ASEAN. Aku kaget bukan main, dalam jarak 10 meter Marshal Green memanggil namaku sambil senyum, "Saidi."

Pada tanggal 28 September 1965 BK gelar jamuan, para dubes berhadir.

Bung Karno menawarkan durian pada Dubes Green sambil diantarkannya ke meja yang ada di depan dubes. Semua orang tahu kalau orang Barat tak suka durian karena aromanya. Protokol istana sudah siapkan pemandu sorak: "Makan makan makan!"

Teriakan ini menggema di ruang Istana. Dubes Green dengan tenang menyantap itu duren.Mungkin ada yang mengharapkan Dubes Green muntah-muntag, dan itu tak terjadi.

Dua hari kemudian 30 September 1965 Gestapu/PKI meledug.

Indonesia negeri dengan rakyat yang ramah tamah. Itu juga menjadi motto pariwisata kita. Namun, mengapa hal-hal terurai di atas mesti terjadi dan masih terjadi hingga sekarang Dan itu hanya kepada USA saja.

Ingat belum lama seorang menteri ceramah di Singapore puji-puji China dan hajar USA tanpa jelas urusannya. Dan ada lagi mentri nantang-nantang USA. Urusannya apa sih?

Kelakuan model begini tak patut dipelihara, karena risiko rakyat yang pikul!

Penulis Ridwan Saidi, Sejarawan dan Budayawan Betawi.