Jasa Saudagar Arab dari Keluarga Martak dan Sejarah Kediaman Soekarno di Pegangsaan Tiimur 56

Sejarah  
Bung Karno (keempar dari kiri), didampingi Bung Hatta (ketiga dari kiri), menerima tamu tokoh-tokoh pejuang 45 di kediamannya di Pegangsaan Timur 56 Jakarta.
Bung Karno (keempar dari kiri), didampingi Bung Hatta (ketiga dari kiri), menerima tamu tokoh-tokoh pejuang 45 di kediamannya di Pegangsaan Timur 56 Jakarta.

(Photo Bung Karno ke-4 dari kiri, didampingi Bung Hatta, ke-3 dari kiri, terima tamu tokoh-tokoh pejuang 45 di kediamannya di Pegangsaan Timur 56 Jakarta.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perhubungan Sitompul tgl 14 Agstus 1959 mengirim surat ucapan terima kasih pada Faraj Martak yang telah membantu pemerintah membeli gedung Pegangsaan Timur 56, dan gedung-gedung:lain di Jakarta.

Itu inti suratnya. Sedangkan toponim pegangsaan tempat peleburan tembaga. Ada juga toponim pegangsaan di Jakarta Timur. Selain itu juga ada Rawa Tembaga di Jakarta Timur. DI Yogyakarta ada kampung yang berada di kawasan Jl Tamab Siswa, namanya Mergangsang yang artinya tempat dibuatnya 'gangsa' yakni gamelan alat musik Jawa. Gangsa disini juga artinya tembaga.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Pertanyaan banyak orang, dari tempat pembuangan Bengkulu Bung Karno (BK) di Jakarta tinggal di mana?

BK selesai masa pembuangan ketika Perang DUnia II dalam situasi kemuncak. Tanggal 8 Maret 1942 Jepang kuasai Indonesia. Saat ini BK masih di Bengkulu.

Fakta ketika BK dan Bu Fatmawati masuk Jakarta di jaman Jepang. Pada awal masa kepulangganya di Jakarta dari Bengkulu kala itu, BK tinggal di rumah di Kawasan Menteng yang berada di pinggir Jalan Diponegoro. (Versi Roelan Abdul Gani (mantan menteri luar negeri, Soekarno kala pada masa awal kepulangan dari pengasingan dari Sumatra memang tidak tinggal di Pegangsaan Timur 56. BK tinggal disebuah rumah yang berada di pinggir Jl DIponegoro yang menjadi tempat kediamannya. Dia malah memberikan semacam prasasti di halaman rumahnya itu yang menyatakan bila di rumah inilah dahulu BK tinggal di masa awal kepulanggannya dari pengasingan di Sumatra, red).

Maka jadi jelas, fakta rumah di Jl Pegangsaan Timur 56 Jakarta itu milik Faraj Martak. Fakta lainnya, rumah ini yang dihuni BK dan keluarga dan yang menjadi lokasi proklamas itu sampai momentum sangat bersejarah tersebut status rumah ternyata belum balik nama, yakni masih atas nama Faraj Martak.

Bung Karno dan Bu Fat masuk rumah di Pegangsaan Timur 56 di jaman Jepang. Siapa yang mengatur?

Kemungkinan rumah hunian BK sudah disiapkan sebelum kedatangan BK. Sangat mungkin yang mengatur Dahlan Abdullah, Wakil Wali Kotat Jakarta yang kemudian Waii Kota. Rumah Dahlan sebelah timur Megaria. Dahlan inilah yang melakukan pembicaraan dengan Faraj Martak, pemilik.

BK dan Bu Fat masuk Jakarta langsung masuk PGT. Tidak ngunap nginep di-mana2.

Januari 1946 Belanda duduki Jakarta. Ibukota pindah ke Jogya. BK sekeluarga juga pindah sampai akhir Desember 1949.

Sementara itu pemerintah RIS membeli rumah di Jl Pegangsaan Timur No 56 itu dari pemiliknya pada tahun 1948 dengan harga pas f 250.000 (Detiknews). Lambang 'f' itu florijn, gulden lokal.

BK ke Jakarta akhir Desember 1949. Dia langsung ke rumah yang berada di Pegangsaan Timur 56, tidak ke Istana Negara. Di Jakarta BK dan Ibu Fatmawati kemudian silaturahmi ke rumah Faraj Martak.

Baru tahun 1952 BK dan keluarga masuk Istana Negara.

Sementara itu pada tahun 1960 tugu proklamasi dirubuhkan karena akan dibangun Monas. Eks rumah BK juga dirubuhkan karena akan dibangun Dewan Perancang Nasional yang diketuai Mr Moh. Yamin. Kala itu kita masuki gerbang Orde Lama.

Penulis: Ridwan Saidi, Sejarawan dan Budayawan Betawi.

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image