Kajian Asyumardi Tentang Teori Kedatangan Islam dari Arabia Pada Abad ke-7 Masehi

Sejarah  

Sebagain ahli Indonesia setuju dengan 'teori Arab' ini. Dalam seminar yang diselenggarakan pada 1969 dan 1978 tentang kedatanfab Islam ke Indonesia mereka menyimpulkan, Islam datang langsung dari Arabia, tidak dari India; tidak pada abad ke-12 atau ke-13 melainkan dalam abad pertama Hijri atau pada abad ke-7 Masehi.

Mata uang dinar-dirham yang berusia 1.300 tahun (atau awal abad ke-7 Masehi di temukan di desa Jago-Jago, Kecamatan Badiri, Sumatra Utara. Desa ini terletak di tepi samudera pantai barat Tapanuli Tengah. Ini menjadi bukti bahwa sejak abad ke-7 Masehi ke khalifahan Islam sudah berhubungan dengan wilayah itu yang dikenal sebagai pusat komoditi perdagangan kapur barus.
Mata uang dinar-dirham yang berusia 1.300 tahun (atau awal abad ke-7 Masehi di temukan di desa Jago-Jago, Kecamatan Badiri, Sumatra Utara. Desa ini terletak di tepi samudera pantai barat Tapanuli Tengah. Ini menjadi bukti bahwa sejak abad ke-7 Masehi ke khalifahan Islam sudah berhubungan dengan wilayah itu yang dikenal sebagai pusat komoditi perdagangan kapur barus.

Terkait disertasi Azyumardi ini yang diselesaikan pada tahun 1992, teori bahwa Islam datang langsung dari Arabia (teori Arabia), dikuatkan dengan temuan koin emas di kawasan sekitar Barus di Sumatra Utara bagian barat. DI tempat itu ditemukan koin emas (dirham) dan dinar (perak) yang tertimbun di dalam tanah yang cukup dalam. Jumlah uang emas dengan lambang dan tarikh Islam ini bertarikh pada awal abad ke-7 Masehi.

Sejarawan DR Ichwan Azhari, yang juga merupakan Ketua Pusat Studi Sejarah dan Ilmu-Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, Medan, Sumatra Utara, mengatakan koin emas dan perak itu ditemukan di desa Jago-Jago, Kecamatan Badiri, sebuah desa yang berada di tepi Samudra pantai barat Tapanuli Tengah.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Desa Jago Jago yang dalam Indonesia modern kini menyerupai kampung yang terkucil itu tidak bisa dimasuki mobil. Untuk mencapainya, harus jalan kaki melewati jembatan gantung sepanjang 200 meter menyeberangi muara Sungai Lumut. Situasi serba terpencil ini --dengan adanya temuan koin emas itu -- sama sekali beda. Kawasan itu ternyata meruoakan wilayah kosmpolitan dunia.

Koin dirham abad pertama Hijriyah (abad ke-7 Masehi) temuan warga desa tersebyt saat sekarang dikoleksi dua museum di Medan, yakni Museum Uang Sumatera (MUS) dan Museum Sejarah Al Qur'an Sumatera Utara (Musasu). Sebagian juga ada di koleksi rumah Budaya, milik politisi Fadli Zon.

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image