Budaya

Vatikan Diiam-Diam Telah 2 Tahun Mendisplikan Uskup Belo Atas Dugaan Pelecehan Anak Di Bawah Umur

Pemimpin spiritual Timor Timur Uskup Carlos Belo tiba untuk memimpin misa terbuka di gerejanya di Dili 19 Mei 2002.  Foto: REUTERS/Darren Whiteside
Pemimpin spiritual Timor Timur Uskup Carlos Belo tiba untuk memimpin misa terbuka di gerejanya di Dili 19 Mei 2002. Foto: REUTERS/Darren Whiteside

Kontroversi mengenai dugaan pelecehan seksual untuk Uskup Belo terus bergulir. Bahkan, Reuters pada hari Kamis (29/9/2002) melansir berita soal sikap pemimpin gereja Katolik di Vatikan mengenai kasus tersebut.

Hasilnya, mengejtukan karena kantor berita Reuters menulis berita yang membuak syok yang berjudul: 'Vatican disciplined Nobel-winning bishop over alleged abuse of minors' (Vatikan mendisiplinkan uskup pemenang Nobel atas dugaan pelecehan anak di bawah umur).

Berita itu selengkapnya begini setelah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia:

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

VATICAN CITY, 29 September (Reuters) - Vatikan pada Kamis mengakui bahwa mereka diam-diam mendisiplinkan uskup Timor Leste dan pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Carlos Ximenes Belo dua tahun lalu, menanggapi tuduhan bahwa dia melakukan pelecehan seksual terhadap anak laki-laki di Timor Timur beberapa dekade sebelumnya.

Pengakuan Vatikan datang sebagai tanggapan atas pertanyaan wartawan menyusul sebuah artikel minggu ini di majalah Belanda De Groene Amsterdammer.

Dalam laporannya, De Groene Amsterdammer mengutip dua pria, yang diidentifikasi dengan nama samaran, yang mengatakan bahwa Belo memperkosa mereka ketika mereka berusia 14 dan 15 tahun dan kemudian memberi mereka uang.

Publikasi tersebut mengutip kedua pria tersebut yang mengatakan bahwa mereka percaya bahwa Belo telah melakukan pelecehan seksual terhadap anak laki-laki lain di Timor Timur. Beberapa dugaan pelecehan terjadi di kediaman uskup di ibu kota Dili.

De Groene Amsterdammer mengatakan memiliki bukti bahwa Belo juga melakukan pelecehan seksual terhadap anak laki-laki pada 1990-an, ketika dia menjadi imam.

Reuters tidak dapat segera menemukan keberadaan Belo. De Groene Amsterdammer mengatakan dia telah menutup telepon ketika dihubungi untuk mengomentari tuduhan tersebut.