Sukarno Tak Pernah Numpang di Rumah orang. Jangan Berpolitik dengan Kebencian
Sukarno numpang di rumah orang? Tidak. Sama sekali tidak. Ini bila melihat watak dan kepribadiaan. Bung Karno (BK) bukan tukang tebeng. Ayahnya itu seorang guru yang aktif dalam gerakan freemason (Rickleff, Indonesia Modern History).
Koneksi BK cukup luas. Waktu Sukarno HIS ia dengan orang tua di Blitar. Waktu HBS di Surabaya. Ia sering ke HOS Tjokro tapi bukan numpang. Ia ngekos di tempat lain. Saat kuliah THS (ITB) di Bandung BK ngekos di rumah Bu Inggit, lalu itu ibu dia kawinin.
Pertama BK dibui awal 1930-an di Banceuy, Bandung. Fasilitas buruk. MH Thamrin berjuang pindahkan ke Suka Miskin.
Bebas dari Suka Miskin ia terus berpolitik sambil cari nafkah dengan membuka Biro Arsitek. Sukarno ditangkap lagi dan dibuang ke Endeh. Ia sendirian. Cuma ada teman korespondensi:
A. Hassan Bandung yang suka ngirim biji mede kegemaran BK. Bebas dari Endeh, Sukarno balik Ke Bandung. Perkawinannya dengan Inggit berakhir dalam time frame ini. Lalu ia ditangkap lagi dan dibuang ke Bengkulu.
Februari 1942 ke Jakarta. Mula-mula bertinggal di rumah Jl Diponegoro yang kelak jadi rumah Ruslan Abdulgani..
Lalu BK dan Ibu Fatmawati pindah ke Pegangsaan Timur 56, Jakarta.
Februari 1949 ditangkep lagi sebagai Presiden dan Syahrir selaku PM. Mereka dibuang ke Parapat, Sumut. Soekarno hobby nyanyi lagu Belanda. Ia suka menyanyi di tempat buangan.