Sejarah

Peta Nusa Kalapa Pangeran Panembong

Peta Batavia
Peta Batavia

Nusa Kalapa yakni Kalapa dan sekitarnya. Pangeran Panembong menak kerajaan Sunda periode Prabu Siliwangj 1482-1518 yang membuatnya,

Peta dibuat diatas lawon untuk batik. Arah mata angin yang digunakan sedikit menyulitkan untuk memahami peta, tapi dapat dimengerti.

Yang disebut daerah Nusa Kalapa focus pada labuhan Kalapa. Kata Nusa mengandung makna sekitarnya berbatas barat kali Cisadane dan batas timurnya kali Citarum. Dalam paraneter sekarang Nusa Kalapa bukan peta wilayah administrasi Jakarta tapi peta wilayah budaya Betawi. Dengan pengertian di Cikarang bahasa lokal yang digunakan

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Betawi dan Sunda, juga beberapa kecamatan di Kabupaten Tangerang berbahasa Sunda, dan Di Tangerang Selatan ada satu kecamatan berbagasa Sunda.

Tampaknya seluruh wilayah Nusa Kalapa sudah dijelajahi pangeran Panembong termasuk batas Selatan yang disebutnya Cibinong. Di Civinong juga digunakan dua bahasa lokal Betawi dan Sunda.

Di kawasan budaya berbaur seperti Cikarang masih digelar pertunjukan Wayang Golek dan Jaipongan (Sunda) dan Lenong (Betawi).

Yang menarik munculnya ide Prabu Siliwangi membuat peta yang diperintahkan pada Pangeran Panembong untuk membuatnya. Bagaimana proses ini dapat terjadi. Dalam sejarah ini disebut een historische vraag. Pertanyaan sejarah. Meski di sekitar era itu Juan Barros nembuat peta Java 1485 dan Tom Pires membuat peta Jacatra 1512.

Tehnik pembuatan peta Pangeran Pabembong seperti pembuatan batik. Apa pun, yang berharga adalah idenya.

Seperti halnya Buyut Nyi Dawit yang pada tahun 1518 menulis kitab Sanghyang Siksha Kandang Karesian yang berisi tour perjalanannya ke labuhan Kalapa dan Karawang. Buyut melaporkan tidak mudahnya menjadi penerjemah di Sunda Kalapa karena pelaku bisnis dari rupa-rupa bangsa itu bicara dalam bahasa masing-masing. Buyut juga melaporkan industri batik Karawang yang maju dengan corak khas terkenal yang disebut Gringsing Wayang.

Panggilan keakraban buyut sebelumnya juga dipakai di Palembang. Di Bukit Seguntang ada makam Buyut Atikah, ia Muslimah.

Pangeran Panembong dimakamkan di Garut. Buyut Nyi Dawit di Cibinong.

Penulis: Ridwan Saidi, Budayawan Betawi dan Sejarawan.