Dari Pemaksaan Rute Geografi Hingga Kelogisan Pahlawan Indonesia
Dalam buku Alexender de Great oleh Harold Lamb dikutip dialog pada era IV SM antara Aristoteles dengan Alexender the Great: Kau pergilah Alex, ke negeri di ujung timur.
Alex melaksanakan keinginan Aritoteles itu. Tapi sampai India dia wafat.
Negeri di ujung timur dalam bahasa pelayar Arab: Al Masyrik Syarqiyah. Negeri timur yang paling timur. Yang mereka maksud negeri itu adalah Indonesia .
Meski Alexender tak sampai Indonesia tapi rasa penasaran, tentang negri di ujung timur telah merangsang minat generasi Greek (Yunani kuno) terkemudian datang ke Indonesia.
Mesir lebih dulu dari mereka pada XIII SM datang ke Indonesia. Yang terkemudin menyusul bangsa-bangsa Hyksos: Palestina, Yahudi, Suriah. Bangsa-bangsa Arab: Oman, Bahrein, Iraq. Bangsa berbahasa Swahili: Axumite, Moor. Jauh sebelumnnya Maya, Inca, Amazone, Carribea dan bangsa-bangsa berbahasa Melani.
Purbotjaroko tak mau tertinggal 'kereta api'. Tanpa time line' yang jelas dia sebut nama India Jataka yang berkelana ke selatan..Di Tangerang ada toponim Jatake.Tak mau saya sebut artinya.
Pak Purbotajaroko sang maha pakar sejarah artikan selatan itu Indonesia. itu bisa disebut dalam kota kasa bahasa indpnesia yang berasal dari serapann bahasa Arab sebagai hal yang 'Asyiq'.
Purbotjaroko dalam kaitan soal 'route geographi' India-Hindia Belakang-Hindia Belanda kemudian tampak mau dipaksakan sebagai route peradaban. Ini jadi pendapat yang 'asyik' karena tak ada jejak biologis, linguistik dan toponim, bangunan, dan kesenian.
Dalam rangka memperingati hari Pahlawan penting bagi kita untuk mulai merekonstruksi sejarah Indonesia. Sejarah yang logis menolong pembentukan konstruksi berpikir yang sehat dan logis.
RSaidi