Olahraga

Setelah Permalukan Qatar dengan Migran, Ganti Jerman Dipermalukan Tersingkir dari Babak 16 Besar

Aksi lilin di final Piala Dunia 2022 di Qatar. (FotoL Dauy Mail).
Aksi lilin di final Piala Dunia 2022 di Qatar. (FotoL Dauy Mail).

Setelah Jerman permalukan Qattar soal perlindungan pekerja migran, kini ganti Jerman diepermalukan publik Qatar yang menjadi tuan rumah final Pala Dunia Sepakbola tahun 2022. Jerman gagal melangkah ke putaran 16 besar, meski kesebelasannya menyikat tolak Kostarika.

Padahal pada awal kejuaraan, aktivis HAM Jerman membuat suasana stadion bola mencekam. Tindakan ini dilakukan badan kesejahteraan pekerja AWO dan artis Volker-Johannes Trieb. Dia ingin memperingatkan bila lebih dari 15.000 pekerja migran yang meninggal di Qatar dalam satu dekade terakhir, mengacu pada data statistik pemerintah Qata

Secara keseluruhan 6.500 bola berisi pasir juga ditempatkan di lapangan bermain di stadion di Herne, yang mencerminkan perkiraan kematian migran lainnya berdasarkan angka yang diberikan oleh pemerintah non-Qatar.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Aksinya berjudul "Hati nurani dunia, kamu adalah penyakit busuk."

Qatar telah membantah banyak tuduhan yang dilontarkan menjelang acara olahraga tersebut.

'Diperlakukan seperti budak'

Meskipun statistik mencakup semua kematian pekerja migran di Qatar selama sekitar 10 tahun terakhir, artis, Volker-Johannes Trieb, menyalahkan persiapan Piala Dunia.

"Kejuaraan dunia sepak bola telah merenggut nyawa ribuan orang. Mereka diperlakukan seperti budak dan meninggal karena kepanasan, kelelahan, atau karena tindakan pencegahan keamanan yang kurang," katanya dalam sebuah pernyataan.

"FIFI dan pemerintah Qatar telah memeriksa mayat, dan itu tidak boleh diabaikan di tengah perayaan Piala Dunia," tambahnya.

Ketua cabang AWO setempat, Michael Scheffler, mengatakan bahwa organisasinya menganggap hak asasi manusia tidak dapat dinegosiasikan.

"Nyawa pekerja migran lebih penting daripada keuntungan apapun. Dengan tindakan kami, kami ingin menarik hati nurani dunia sepak bola dan mengingatkannya akan kekejaman yang terjadi menjelang kejuaraan dunia," katanya. .

"Acara olahraga tidak boleh lagi diserahkan kepada tuan rumah yang melanggar hak asasi," tambahnya.

AWO dan Trieb telah menimbulkan kehebohan pada bulan April dengan protes di depan markas FIFA di Zurich, Swiss, menentang pemberian Piala Dunia ke Qatar.

Sumber: https://www.dw.com/en/germany-huge-candle-action-commemorates-qatar-worker-deaths/a-63828142