Budaya

Betawi dengah Puisi Antropolginya

Kranenburg pimpin rapat tahun 1918 Dewan Nasional untuk adatrecht.
Kranenburg pimpin rapat tahun 1918 Dewan Nasional untuk adatrecht.

Puisi Betawi dinyanyikan dalam bermain oleh anak-anak perawan kencur, gadis baru baligh. Kalau melihat diksi yang digunakan beberapa, kiranya berasal sedikitnya dari abad XV M.

Ciblak ciblak wang

Uangnya manggu lente

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Bok Eran Bok Eran

Samsudin mau kawin

Potong kerebo pendek

Potong kerebo tinggi

Gamelan jegar jegur

Membuka ruang (dan) terbukalah

Beli mangga bagus

Bok (=empok ipar} Eran Bok Eran

Samsudin mau kawin

Potong kerbau Nepal

Potong kerbau sini

Gamelan jegar jegur

Koor bujang dara turunkan orang dari atas pohon:

Cik kicik bangke lemes

(Di-ulang2).

Tak lama yang di atas pohon merosot. Gusrak .

Kumpulkan enerji sebelum jalan jauh:

Adu dengkul lewa lewa

(Diulan-ulang))

Ci ci putri

Tembako lima kati

Mak None Mak None si Siti mau ape?

Koor; Mau kawiiin

Ci dari Che

1 kati=20 kg

Wak wak gung nasinye nasi jagung

Lalapnye lalap utan

Sarang gaok pu'un jagung

Gang ging gung

Pit ala ipit

Kuda lari kejepit

Sipit

Ini adaptasi dari ritual orang Arya XV M di Kalasa Saya (lorong insan) Sunda Kalapa.

Sajak berikut juga diresap dari ritual Arya:

Pong pong balong

Ke tipong balong.

Biji merak biji sampi

Pecah telor sebiji

Hayo hayo ke ruang bawah

Ke tempat upacara di ruang bawah

Tak bunyi merak tak bunyi sapi

(Tau2) pecah sebutir telur.

Orang Arya di Jakarta datang dari Asia Tengah berbatasan India. Mereka bikin gedung upacara yang mereka sebut Tongkol, ratapan. Bangunan dilengkapi Kalasa Saya, terowongan. Ini yang mereka sebut Tipong. Upacara yang mereka lakukan mirip Jewish dari pada Budhis .

Chacha mari cha ohoi.

Pong tipong tipong balong

.

Bapak mari pak ohoi

Hayo ke tenpat upacara di bawah .

Penuiis: Ridwan Saidi, Budayawan Betawi.