Sejarah

Bapaknya Prabowo Soemitro Djojohadikoesoemo Aktif di Organisasi Mahasiswa Perkumoukan Islam Roterdam

Kassanaa, ketua Perkoempoelan Islam Rotterdam, saat mengucapkan akad nikah di Haagse Stadhuis. Tanggal dan tahun pernikahan tidak diketahui. Yang pasti, Kassanna dan istri mengubah rumahnya di Obrechtstraat 220, Den Haag, sebagai kantor Perkoempoelan Islam.
Kassanaa, ketua Perkoempoelan Islam Rotterdam, saat mengucapkan akad nikah di Haagse Stadhuis. Tanggal dan tahun pernikahan tidak diketahui. Yang pasti, Kassanna dan istri mengubah rumahnya di Obrechtstraat 220, Den Haag, sebagai kantor Perkoempoelan Islam.

Organisasi bergerak di bidang sosial, dan medapat bantuan dari banyak mahasiswa Indonesia yang sukses di Belanda, seperti dokter Abdulrachman, Moerti Moerman, dan Soenarjo. Penggalangan dana dikoordinir pengacara Zairin Zain, ekonom Soemitro Djojohadikoesoemo, dan Saroso Wirodihardjo.

Perkoempoelan Islam didominasi mantan mahasiswa lulusan Rotterdam dan Leiden. Mereka memilih Indonesia yang merdeka dari penjajahan Belanda. Mereka menjaga jarak dengan Jerman dan Belanda saat perang dunia kedua. Orang Belanda menyebut mereka pragmatis, saat Soemitro dan Saroso secara terbuka membantu Perkoempolan Islam Rotterdam yang berusaha merawat pelaut terluka.

Di bawah kepemimpinan Suhoenan Hamzah, Perhimpoenan Islam Den Haag menjauhkan diri dari Perkoempoelan Islam Rotterdam. Maklum, Perhimpoenan Islam Den Haag diberi makan Ezerman. Kegiatan sosial mereka adalah melayani wanita lansia. Belakangan mereka terlibat dalam berbagai proyek Leiden. Mohamed Ilderem, misalnya, aktif menggalangan dukungan di kalangan orang Indonesia untuk membantu Belanda.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Pengacara Koesna Poeradiredja aktif menyeru kepada orang Belanda agar memberi bantuan makanan kepada mahasiswa Indonesia.