Sejarah

Pemilu Bukan Cari Ken Arok, Ratu Adil, Orang Kuat: Pemilu Hanya untuk Singkirkan Orang Jahat!

Gambaran sosok raja Mataram Amangkurat I ketika memerintah. Dia memeranakan dirinya sebagai Ratu Adil dan orang kuat. Maka kekuasaan ditegakkan dengan cara brutal dengan melakukan banyak pembunuhan serta menegakan hukuman mati dengan cara mencekik, melemparkan para terpidana ke kandang singa lapar, hingga menggantungnya.
Gambaran sosok raja Mataram Amangkurat I ketika memerintah. Dia memeranakan dirinya sebagai Ratu Adil dan orang kuat. Maka kekuasaan ditegakkan dengan cara brutal dengan melakukan banyak pembunuhan serta menegakan hukuman mati dengan cara mencekik, melemparkan para terpidana ke kandang singa lapar, hingga menggantungnya.

''Sebentar lagi Ratu Adil atau orang kuat akan datang untuk selamatkan negeri ini!'' Entah mengapa di sela-sela hiruk-pikuk kampanye pemilihan presiden di kalangan rakyat tiba-tiba ungkapan itu muncul kembali.

Di berbagai media sosial 'gosip' itu meluas. Berbagai buku bertema Ratu Adil bermunculan dan gampang ditemukan di toko-toko buku penjualan daring. Temanya beragam mulai dari yang sifatnya kajian ilmiah hingga bergaya sajian sastra seperti novel.

Mitos Ratu Adil terus menjadi bayang-bayang yang bergentayangan di benak publik. Waktu itun sudah muncul perlawanan dengan menggunakan jargon dari tokoh fiksi Don Qisot: Bila di Atas Menindas, Bila Di Bawah Menjilat!

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Pemilu sekedar sarana mencari orang baik dan menyingkirkan orang jahat. Sebab, tanpa itu maka pengalaman sejarah jelas menunjukan pemilu yang secara langsung hanya memberi jalan kepada datangnya Adolf Hitler di abad 21 ini.

Maka sekali lagi, pemilu bukan pula mencari sosok orang kuat. Ingat hal kedua ini pernah dialami bangsa ini ketika menjalani masa kehidupan di era rezim represif, Orde Baru. Pemilu hanya dijadikan alat melanggengkan dan menumpuk pundi-pundi kekuasaan pada salah satu pihak yang kala itu diisebut dengan melakukan perlawanan terhadap 'Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme' (KKN).