Sejarah

Isteri Habib Rizieq Wafat: Teringat Kembali Pengorbanan Laskarnya Angkat Ribuan Jenazah!

Lasykar FPI mengevakuasi jenazah korban gempa dan tsunami Aceh. (Istimewa).
Lasykar FPI mengevakuasi jenazah korban gempa dan tsunami Aceh. (Istimewa).

Sabtu siang ini saya tercenung ketika mendengar berita duka isteri Habib Riziieq, Syarifah Fadlun, wafat. Ini karena Jumat malam lalu serombongan teman saya pergi berkunjung ke rumahnya yang berada di kawasan Megamendung tersebut. Waktu itu kami mendengar Habib Riziek sekeluarga baik-baik saja.

Kala itu rombongan teman saya berpisah jalan di sebuah rumah makan yang ada di biilangan Margonda Depok. Saya kembali ke Jakarta, mereka pergii ke rumah Habib. Kami bersama senior mantan Ketua Komnas Ham Ifdhal Khasim usai berdiskusi mengenai pemberantasan korupsi di Fakultas Hukum UI yang letaknya tak jauh dari kawasan Margonda itu.

‘’Saya pergi ke rumah Habib. Undur janji saya dengin yang lain. Nanti malam saja di rumah Kemang,’’ kata sang teman ke ajudan. Di situ saya tak menyengka bila hari ini isteri Habib Rizieq wafat. Allahummagfirlaha warhamha.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Apa yang terjadi Sabtu ini ( 16/12/2023), ingatan ini kembali berputar ke masa lalu. Kala itu tengah hari juga. Saya pun tercenung. Apa yang terjadi? Jawabnya kala itu saya saya kaget di depan layar Youtube yang menayangkan jumpa pers Menko Polhukam Prof DR Moh Mahfud MD. Dalam siaran jumpa pers tentang larangan berkegiatan Ormas FPI itu terlihat unik, karena Prof Mahfud terkesan serba terburu-buru dan tegang.

Kenyataan tersebut tampak jelas saat diakhir tayangan ada pernyataan dari Prof Mahfud bahwa “ jumpa pers kali ini tak ada forum tanya jawab!”. Ini memang tampak berbeda karena lazimnya karena Prof Mahfud suka dan piawai sekali berdebat untuk melayani pertanyaan para wartawan.

Uniknya, saat diumumkan tanggalnya kok ya di akhir tahun. Padahal setiap kali memasuki tahun baru ini ada peringatan tsunami Aceh. Bencana yang memakan korban hingga setidaknya hingga 250 ribu jiwa tersebut tepatnya terjadi pada pukul 08:58:53 WIB tanggal 26 Desember 2004.

Episentrumnya terletak di lepas pantai barat Sumatra, Indonesia. Guncangan gempa tersebut berskala 9,1–9,3 dalam skala kekuatan Momen dan IX dalam skala intensitas Mercalli.