Kisah Amangkurat yang Brutal Membunuh Beratus Wanita dengan Membiarakan Mati Kelaparan

Sejarah  

Sebuah berita lain yang lebih samar-samar terdapat dalam bagian laporan lain Valentjin.

Laporan tersebut berbunyi: "Jika beberapa orang di antara isteri atau selirnya yang tercantik menjadi sedih atau meninggak, maka semua dayang mereka atas perintah Raja tidak hanya dibunuh, tetapi banyak di antara mereka juga dikuburkan hidup-hidup bersama yang meninggal.... semata-mata karena amarahnya terhadap para hamba sahaya itu yang dianggao lalai sehingga menyebabkan kemayian isterinya.

Beriita kekejaman Sunan itu rupaya sudah menjadi kebiasaan sehingga agaknya merupakan bagian dalam cerita tutur di kemudian hari. Selain itu cerira yang terbawa waktu juga menjadi aneh. Tampak pula bahwa Pangeran Purbaya memainkan peranan sebagai anggota keluarga yang lebih tua dan lebih bijaksana, sekalipun ketika itu hubungan dengan kemenakannya itu buruk.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Selain itu De Graaf juga menulis bila dalam laprian Valentujn yang penuh rona itu untuk pertamakalinya timbul julukan Nyai Mas Maling (yakni pencuri) bagi Ratu Wetan atau Ratu Malang yang mungjin untuk menunjukan keserakahannya.

Kesedihan yang dideritanya membuat Raja terganggu akalnya. Sehingga sebagai orang arif, Pangeran Purbaya sebagai pamannya, berhasil membuat sang Raja yang telah kehilangan akal sehat itu kembaki ke keraton. Jumlah wanita yang dikurung mencapai 350 orang, sekalipun ada 350 wanita lagi yang konon turut terbunuh sehubungan dengan peristiwa itu.

Dari catatan yang diambil oleh Raffles pada tahun 1817, ditemukan catatan bika nama perempuan yang sangat dicintai Sunan itu juga disebut Ratu Pamalang. Raffles menulis keterangan khusus bahwa setekah kematian isterinya itu, Raja mengurung enam puluh orang dayang-dayang isterinya ke dalam kamar gelar dan tidak diberi makan sampai mereka mati semua.

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image