Kerukunan Agama dan Dalu Suci
Oleh: Dr Rusdian Lubis, Dosen SBM ITB, Profesional Senior Bidang Pengelolaan SDA dan Lingkungan Hidup, dan Penulis Senior
Kerukunan beragama Islam-Kristen di Kratonan, Solo ditunjukkan oleh langgar (mesjid) Al Hikmah yang bersatu halaman dengan Gereja Kristen Jawi (GKJ) tepat di depan rumah Eyang. Masjid Al Hikmah dibangun tahun 1947 di atas tanah milik Haji Zaini, dan gedung GKJ tahun 1929. Kedua bangunan itu mempunyai alamat surat yang sama : Jl. Gatot Subroto 222.
Dulu pemisah kedua bangunan ini hanya tempat wudhu pria yang mepet ke pagar gereja. Sekarang, sebagai tanda kerukunan beragama antara umat Masjid Al Hikmah dan GKJ Joyodiningratan dibangun sebuah tugu berbentuk lilin persis di garis batas masjid dan gereja.
Mesjid itu dulu amat sederhana, untuk menandai waktu salat hanya pakai kentongan kayu dan bedug. Azan tanpa pengeras suara, tetapi suara muadzin Pak Tukiyo mengalun dengan cengkok Dandanggula Tlutur yang amat sedih. Dalam tradisi tembang Jawa, cengkok itu dipakai untuk menggambarkan kematian.
Eyang sering termangu-mangu mendengarkan azan. Katanya, azan bukan hanya panggilan untuk salat tetapi juga panggilan kepada manusia untuk kembali ke ‘sangkan paraning dumadi’ (asal-usul penciptaan).
Sebagai anak kecil yang hyperaktif dan tak bisa diam, kedua tempat ibadat ini terutama gereja yang punya halaman luas, merupakan tempat mainku. Di tempat itu, tumbuh pohon jambu yang berbuah lebat dan pokok-pokok delima di pagar. Tanpa minta ijin ke Pak Pendeta, aku sering bergelantungan di atas pohon memetiki jambu. Beliau hanya tersenyum dan terkadang malah minta beberapa buah jambu.
Masjid dan gereja makin menyenangkan jika ada pesta makan dan hari-hari besar keagamaan. Selama bulan puasa, aku selalu ikut makan ‘jaburan’ (bubur, kurma dan makanan kecil) di mesjid, biarpun hanya puasa setengah hari (puasa mbedug).
Jika hari Natal, aku ikut pesta Natal di gereja dan menyanyikan lagu Malam Kudus dalam bahasa Jawa.
Dalu Suci tidem sami/Jeng Gusti pamarta/Tedhak manjalma krana kita/Miyos wonten kandang Bètlehèm/Gustining Dumadi, Gustining Dumadi//.