Politik

Apakah Israel mempunyai tujuan akhir dapat melenyapkan Hamas di Gaza?

Gaza yang porak poranda tak akan bisa meruntuhkan krebilitas Hamas di sanubari  orang Palestina.
Gaza yang porak poranda tak akan bisa meruntuhkan krebilitas Hamas di sanubari orang Palestina.

Ketika warga sipil Israel dan Palestina terjebak dalam siklus kematian dan kehancuran, mengembalikan Gaza ke status quo yang tidak berkelanjutan seperti sebelum eskalasi terbaru ini bukanlah solusi yang tepat.

Kita tidak bisa dan tidak boleh kembali ke keadaan sebelumnya – bahkan dengan Mahmoud Abbas dan Otoritas Palestina (PA) sebagai pemimpinnya.

Setelah serangan berdarah Hamas, pemerintah Israel berjanji untuk membasmi kelompok tersebut. Sejauh ini Gazalah yang paling terkena dampaknya.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Lebih dari 2.600 warga Palestina telah terbunuh dan 1 juta orang menjadi pengungsi dalam seminggu akibat serangan udara Israel yang merusak. Tentara Israel kini berkumpul untuk melakukan invasi darat. Ini akan menjadi pertarungan berdarah dengan hasil yang tidak pasti.

Bahkan dengan salah satu pasukan paling maju di dunia, Israel akan berjuang melawan para pembela yang sangat siap dan gigih yang akan memanfaatkan lanskap perkotaan yang padat untuk keuntungan mereka.

Ratusan, bahkan ribuan, lebih banyak warga sipil Palestina akan tewas. Infrastruktur sipil Gaza akan hancur. Banyak tentara Israel kemungkinan juga akan terbunuh dalam pertempuran yang berkepanjangan bahkan ketika Hamas terus melanjutkan serangannya terhadap pusat-pusat populasi di Israel – yang sejauh ini telah merenggut 1.400 nyawa warga Israel.

Bahkan jika Israel berhasil mengusir Hamas dari Gaza, kemenangan strategis akan sulit diraih. Hamas akan tetap menjadi kekuatan politik dan militer yang kuat, dengan kehadiran yang signifikan di Tepi Barat dan Lebanon – di mana Hamas dapat terus melakukan serangan dalam kemitraan dengan kelompok bersenjata lainnya.

Sementara itu, Israel akan mendapati dirinya menguasai Jalur Gaza yang rusak dan hancur, terperosok dalam krisis kemanusiaan yang lebih dalam yang akan mendorong kondisi ekstremisme yang lebih besar. Dan Israel tidak memiliki strategi keluar yang jelas.