Pandangan Media Asing Mengenai Bagaimana Islam Begitu Mendominasi Batin Rakyat Indonesia? (bag, 2)

Sejarah  
Dua wanita berjilbab berjalan di depan ondel-ondel di kawsasan Bundaran Hotel Indonesia. Ondel-ondel adaalah satu ekpresi budaya Indonesia.
Dua wanita berjilbab berjalan di depan ondel-ondel di kawsasan Bundaran Hotel Indonesia. Ondel-ondel adaalah satu ekpresi budaya Indonesia.

Kesalahpahaman para orientalis

Wayang juga membantu penyebaran Islam di Indonesia, dimana 90 persen penduduknya kini beragama Islam.

Seperti di Asia Selatan, masyarakat secara tradisional menggunakan teater boneka dan patung untuk menceritakan kisah heroik dalam kitab suci Hindu seperti Ramayana.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

“Pertunjukan wayang kulit merupakan bagian besar dari kebudayaan Indonesia. Maka yang dilakukan para cendekiawan muslim adalah mereka mengubah tokoh-tokoh Ramayana menjadi tokoh-tokoh Islam — menampilkan para sahabat Nabi dan sebagainya. Itu adalah cara yang sangat efektif bagi orang untuk masuk Islam.

Namun dalam sejarah Indonesia yang sebagian besar ditulis pada masa pemerintahan kolonial Belanda, yang berlangsung antara tahun 1800-an dan pertengahan tahun 1900-an, penggunaan simbol-simbol secara budaya mempunyai arti yang berbeda.

“Jadi jika melihat tulisan-tulisan orientalis pada masa itu, nampaknya umat Islam tidak menganut agama Islam dan tetap menganut unsur-unsur tertentu dari kepercayaan Hindu. Itu tidak benar. Umat Islam tidak akan pernah melakukan hal-hal tertentu seperti menyembah dewa,” kata Osman.

Dan umat Islam di Indonesia bukan hanya penerima pasif ajaran Islam. Mereka secara aktif berpartisipasi dalam pencapaiannya.

“Penyebaran Islam di Indonesia merupakan proses hybrid. Tidak ada momen pertobatan yang terjadi - ini adalah sistem yang jauh lebih cair di mana penduduk setempat tidak melepaskan semua praktik dan kepercayaan mereka sekaligus,” kata Dr. Kersten.

Setelah Islam didirikan, umat Islam Indonesia melakukan perjalanan ke pusat-pusat pembelajaran Muslim di seluruh dunia. Para ulama fasih berbahasa Arab, Persia dan sangat giat mencari ilmu Islam, katanya.

“Islam tidak boleh dipandang sebagai sesuatu yang mencoreng budaya Asia Selatan. Orang-orang ini adalah bagian integral dari dunia Muslim.”

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image