Kalimat Kebun Binatang, dan Makian Dalam Berbahasa: Benarkah Indonesia Bangsa Beradab?

Budaya  
Meme mengenai makian. (ilustrasi)
Meme mengenai makian. (ilustrasi)

Oleh: Achmad Charris Zubair, filsuf dan mantan dosen filsfat UGM, tinggal di Kotagede, Yogyakarta.

Bahasa Jawa dan juga Sunda mengenal unda usuk, tataran ngoko, krama madya dan krama inggil. Yang mengisyaratkan adanya hirarkhi dalam pergaulan antar manusia. Baik karena usia, pangkat dan jabatan maupun kedekatan interpersonal.

Selain itu konon ada dua bahasa yang tidak atau sangat sedikit memiliki kosakata "makian", dan keduanya memang tidak lagi dipakai dalam perbincangan dan komunikasi seharihari. Yakni Latin dan Ibrani.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Kalau makian sebagai ekspresi kemarahan atau bahkan kekasaran dianggap sebagai kenistaan komunikasi, maka boleh jadi bahasa Latin dan Ibrani adalah puncak beradabnya manusia dalam membangun relasi simbolik dalam berkomunikasi melalui bahasa.

Atau karena bahasa tersebut sudah tidak "dipakai" untuk berkomunikasi, sehingga tidak berkembang termasuk diksi makian dan kemarahan serta representasi pikiran kotornya.

Pantaslah (karena sudah tidak berkembang dan tidak di"pakai" sehari hari) bahasa Latin digunakan sebagai standard terminologi ilmu pengetahuan manusia. Tuhan juga mewartakan kebenaran firmanNya melalui kitab-kitabsuci, Zabur, Taurat, Injil dan al Qur'an melalui bahasa Ibrani dan derivasinya seperti bahasa Arab.

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image