Sejarah

Tak Hanya Orang Yahudi, Orang Indonesia Juga Ada di Kamp Konsentrasi Nazi

Kamp konsentrasi Buchenwald, Jerman.
Kamp konsentrasi Buchenwald, Jerman.

Oleh Jaya Suprana, Budayawan dan Aktivis Kemanusiaan.

Saya membaca buku dan menonton film tentang kekejaman kamp konsentrasi yang didirikan Nazi Jerman pada masa Perang Dunia II.

Bahkan setelah Perang Dunia II dan Jerman kembali bersatu, saya menyempatkan diri berziarah ke petilasan kamp konsentrasi Buchenwald yang kini berfungsi sebagai museum pengingatan kekejaman manusia terhadap sesama manusia.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Namun semula saya tidak tahu ada orang Indonesia yang pernah menjadi tahanan di kamp konsentrasi Buchenwald sampai saat saya membaca buku berjudul “Orang Indonesia di Kamp Konsentrasi Nazi” yang ditulis oleh Parlindoengan Loebis.

Buku itu diberi kata pengantar dari sejarawan dan Direktur KITLV penyusun biografi Tan Malaka, DR. Harry A.Poeze dengan editor sejarawan JJ Rizal. Buku ini diterbitkan pada 2006 oleh Komunitas Bambu.

Otobiografi Parlindoengan Loebis yang wafat di Jakarta 31 Desember 1994 merupakan dokumen unik mengenai pengalaman seorang mahasiswa Indonesia di Belanda.

Dr. Loebis tidak hanya berkisah kegiatan pribadi sebagai mahasiswa kedokteran sejak 1932, namun juga organisasi-organisasi tempat mahasiswa Indonesia melakukan pergerakan khususnya Perhimpunan Indonesia yang diketuainya sejak 1936.