Abdul Hadi: Dari Salman Rushdie, Sufi Guru Besar, dan Tuhan Begitu Dekat
Prof dR Abdul Hadi WM hari ini wafat. Mendengar kabar duka itu sontak teringat pada sosok pelopor sastra sufi di Indonesia. Ide ini muncul pada awal tahun 1970-an kala dunia sastra Indonesia mencapai puncak apresiasi.
Prof Hadi kala itu menyatakan kembali ke Timur atau kembali ke akar. Bila hal ini dilakukan maka mau tidak mau sastra Indonesia kembali melihat aspek Islam. Ini semakin penting karena serapan kata dalam bahasa Indonesia sebenarnya di dominisasi oleh kata Arab. Inilah yang selama ini dilupakan.
Selain itu, prof Hadi dengan rekannya seperti Sutardji C Bachri menyajikan arah baru dalam bahasa khususnya sastra-puisi. Kencederungan indvidualis-materalistik ala kebudayaan barat menjadi lebih berwarna sosialistis-religius.
Abdul Hadi W.M. merupakan seorang penyair yang lahir di Sumenep, Madura, Jawa Timur, pada 24 Juni 1946.Ia terlahir dari seorang ayah seorang saudagar dan guru bahasa Jerman dan seorang ibu keturunan Mangkunegaran.
Abdul Hadi merupakan anak ketiga dari 10 bersaudara yang seluruhnya laki-laki.Sejak kecil, Abdul Hadi sudah membaca karya-karya para filsuf, seperti Plato hingga Sokrates. Selain itu, dia juga menggeluti karya sastra Indonesia, seperti milik Amir Hamzah hingga Chairil Anwar.
Abdul Hadi sempat pindah ke Surabaya untuk bersekolah. Ia kemudian melanjutkan pendidikan di Fakultas Sastra Universitas Gadjah Mada dan berganti ke Filsafat Barat.
Ia kemudian beralih ke program studi Antropologi di Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran.