Budaya

Republik Terong Gosong: Keperluan Penting!

Yahya Staquf muda kala jadi juru bicara Presiden Gus Dur (berpeci paling depan).
Yahya Staquf muda kala jadi juru bicara Presiden Gus Dur (berpeci paling depan).

Oleh KH. Yahya Cholil Staquf, Ketua Umum PB NU

Kyai Bisri Mustofa menyebar sejumlah santri utusan untuk menemui kyai-kyai Rembang. Mereka ditugasi mengundang para kyai itu agar hadir di kediaman Kyai Bisri pada waktu yang ditentukan, untuk suatu KEPERLUAN PENTING.

Maka terjadilah, pada waktu yang ditentukan itu para kyai berkumpul di Leteh, Rembang.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

“Keperluan penting apa ini, ‘Sri?” Mbah Kyai Ma’shum bertanya.

“Nanti lah, ‘Yi” jawab Kyai Bisri, “dahar-dahar dulu ”

Santri mengusung nampan nasi dengan sambal terong di tengahnya, menyajikannya di hadapan para kyai.

“Monggo monggo ” Kyai Bisri mempersilahkan.

Para kyai pun kembul-terong-gosong dengan nikmat sekali, diselingi obrolan-obrolan ringan dan guyon-guyon nostalgia mengenang waktu masih mondok. Tanpa terasa, nampan licin tandas dan semua merasa kenyang.

Dihiasi kepulan asap rokok yang berlenggak-lenggok, para kyai meneruskan obrolan dan candaan mereka, ditingkahi gelak-tawa yang gayeng sekali . hingga akhirnya salah-seorang kembali teringat,

“Lho ini keperluan pentingnya kok nggak mulai-mulai?”

“Iya, ‘Sri”, Mbah Ma’shum pun menimpali, “sekarang sudah makan, lekaslah keperluan pentingnya apa?”

Menyedot rokok dalam-dalam dan menghembuskannya dengan nikmat, Kyai Bisri menjawab,

“Kumpul-kumpul silaturrahim begini ini masa tidak penting?”