Agama

Inilah Makna Bulan Ramadhan Bagi Calon Jamaah Haji Nusantara di Masa Lalu

Di atas kapal menuju Makkah calon jamaah haji membaca dan menulis berbagai hal soal ilmu agama Islam. (Gahetna. Nl)
Di atas kapal menuju Makkah calon jamaah haji membaca dan menulis berbagai hal soal ilmu agama Islam. (Gahetna. Nl)

Pada zaman dahulu bulan Ramadhan bagi para haji adalah bulan impian. Selain soal ibadah puasa dalam rukun Islam, bagi para jamaah haji kala itu adalah waktu-waktu yang sangat nikmat.

Mengapa? Ini karena saat itulah mereka sudah sampai ke Makkah setelah melalui perjalanan panjang yang berbahaya. Mereka telah naik kapal laut dan tiba di pelabuhan Jeddah, setelah melalui rute panjang mengarungi samudera luas, dari Nusantara menuju pelabuhan di India dari pelabuhan Aceh –ada yang singgah di Singapura – lalu berlayar ke Jeddah. Ini baru rute utamanya.

Sedangkan kecilnya, rute dalam negeri, ketika di nusantara mereka pun tempuh dalam waktu panjang dan berbahaya. Mereka datang dari kampung-kampung dari seantero Nusantara lalu naik kapal besar –misalnya Nederland Loyd—dari pelabuhan yang ada di Sulawesi, Kalimantan, Surabaya, Batavia, lalu ke Singapura. Sungguh perjalanan yang rumit dan teramat panjang.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Nah, ketika sampai ke Makkah pada bulan Ramadhan itulah mereka jelas merasa sangat bahagia. Selama waktu tinggal di Tanah Suci itu atau sembari menunggu bulan haji (Dzulhijah), mereka belajar aneka rupa ilmu agama Islam dan manasik haji. Mereka belajar pada mukimim nusantara yang ada di Makkah, yang lazim di kenal sebagai orang ‘Jawah’.