Agama

Plato dan Arti Puasa Bagi Komunitas Bangsa Pecundang dan Sungsang?

Kemeriahan Ramadhan. (iklustrasi)
Kemeriahan Ramadhan. (iklustrasi)

Oleh: DR Yudi Latif, Penulis dan Cendikiawan.

Saudaraku, apa artinya puasa bagi komunitas bangsa dengan mentalitas pecundang dan sungsang? Bukankah sejak awal puasa merupakan tanda kemenangan/keselamatan yg menarik garis pemisah antara yg adil dan yg batil (furqan Badar)?

Jika begitu, penyelamatan dan kemenangan apakah yg telah kita capai selama ini yg membuat ibadah puasa itu punya kesan dan relevansi kuat dlm kehidupan?

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Setelah 25 tahun Reformasi belum kunjung memenuhi janji kesejahteraan, keadilan, kepastian hukum, pemerintahan yg baik dan bersih, mestinya timbul fajar kesadaran bahwa perbudakan mental dan mental korup (corrupted mind) merupakan pangkal terdalam yg membuat korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan merajalela, kekayaan bangsa terus terkuras bagi seluas-luas kemakmuran oligarki dan kekuatan asing.

Penjelasan tentang hal ini diberikan oleh Plato. Menurut Plato, jiwa manusia terdiri dari tiga unsur: mental (mind), ambisi (spirit), dan selera kesenangan (appetite). Kebaikan hidup tercapai manakala mental yg sehat memimpin atas ambisi dan kesenangan. Apa yg kita saksikan pada kehidupan bangsa saat ini adalah banjir bandang kesenangan dan ambisi.