Wisata

Venizia Kota Pertemuan Budaya Islam dan Kristen Eropa (bag 1)

Area di depan gereja Basilka San Marcus di Venezia. Ternyata pusat turis kondang dunia ini di tengah hari bolong sering kebanjiran akibat terpapar air laut yang pasang. Celakanya airnya kehitaman dan berbau menyengat.
Area di depan gereja Basilka San Marcus di Venezia. Ternyata pusat turis kondang dunia ini di tengah hari bolong sering kebanjiran akibat terpapar air laut yang pasang. Celakanya airnya kehitaman dan berbau menyengat.

''Inilah Venisa!.'' Hati saya membatin ketika pesawat udara milik sebuah maskapai Eropa berputar hendak turun ke bandara kota kecil di sisi selatan Italia itu. Sekilas tak ada kesan istimewa. Dari atas tak terlihat kota itu tak sepadat Roma. Benak saya bayanglan kota ini sekilas suasana seperti kotaPadang, Sumatra Barat.

Setelah mendarat kami pun segera antri turun dari pesawat. Tak ada garbarata yang menyambutnya. Harus turun memakai tangga bila hendak ke luar dari pesawat.

Bandara tidak terlampau besar. Mirip bandara Adi Sucipto atau bandara di Flores. Serhana saja. Penumpang yang turun juga tak terlalu ramai.''Ini sepi karena belum musim liburan,'' jawab petugas bandara ketika saya suasana cukup lengang di bandara.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Kami kemudian urusan dokumen di imigrasi. Petugas tanya mau kemana? Saya jawab pendek: ''Holiday liburan".

''Berapa duit yang kamu bawa'', tanya petugas imigaris.

Saya jawab:''More (banyak)" sembari memperlihatkan kartu kredit visa. Dia mengangguk, ''Okey,'' tukas dia sembari memberi saya untuk jalan ke luar dari meja pemeriksaan imigrasi.