Doa Paling Pribadi Hanya Berdua dengan Allah di Akhir Ramadhan
Oleh: Achmad Charris Zubair, Filsuf Mantan Dosen UGM dan Tinggal di Kota Gede, Yogykarta.
Semesta tidak peduli komunikasi bahasa verbal, huruf, bahasa Arab, Ibrani, Latin, Indonesia, China, inggris maupun kata kata yang ke luar secara tersurat dan terlontarkan. Semesta hanya akan mendeteksi getaran, vibrasi, ketulusan dan keikhlasan.
Menurut pahamku yang sangat terbatas, Gusti Allah Ta'ala juga begitu. Sang Maha Pencipta tidak mendengarkan dan mengabulkan doa-doa, semata berdasarkan dan melalui bahasa huruf dan kata, tidak mendengar hanya karena doa yang diperkeras dengan pelantang suara semata. Atau doa yang diminta untuk disebarkan melalui media sampai berlipat menjadi sejuta doa.
Allah akan mendengar dan mengabulkan keinginan makhluk-Nya justru melalui getaran pikiran, hati, ketulusan, kesungguhan, bahkan asa dan doa yang tak sanggup terucap melalui kata kata.
Oleh karena itu, Gusti Allah tidak pernah bisa tertipu oleh bentuk rupa fisik, bentuk suara, bahasa, baju, topeng, bau, atau kepentingan sesaat yang dibalut dengan doa.
Gusti Allah mboen sare (Gusti Allah tidak tidur!)....