Sejarah

Belajar Kunci Mimpi dari Laskar Pelangi

Buku-buku kaya Uttiek Panji Astuti.
Buku-buku kaya Uttiek Panji Astuti.

Oleh: Uttiek Panji Astuti, Penulis dunia travel destinasi wisata Muslim.

Mimpi adalah kunci

Untuk kita menaklukkan dunia

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Berlarilah tanpa lelah

Sampai engkau meraihnya

Masih ingat Laskar Pelangi yang berhasil membuat anak-anak Indonesia kembali mengenal mimpi untuk mengejar cita-citanya?

Mereka adalah Ikal, Lintang, Sahara, Mahar, A Kiong, Syahdan, Kucai, Borek, Trapani, Harun. Dikisahkan kesepuluh anak ini bersekolah di SD Muhammadiyah Gantong, Belitung.

Mengapa mereka bersekolah di SD Muhammadiyah Gantong?

Tak lain karena itu satu-satunya sekolah yang bisa dijangkau dari desa mereka. Bahkan diceritakan, Lintang sesekali bertemu dengan buaya ketika berjalan menuju sekolah.

Jangkauan dakwah sekolah-sekolah Muhammadiyah sampai ke pelosok-pelosok daerah terpencil. Siapa saja boleh mengenyam pendidikan di sana. Tanpa membedakan kaya, miskin, suku, bahkan agamanya.

Dikisahkan salah satu anak Laskar Pelangi itu ada yang bernama A Kiong, seorang keturunan Tionghoa non Muslim yang ikut belajar bersama dan menjadi murid Bu Mus.

Dalam buku “Kristen Muhammadiyah: Mengelola Pluralitas Agama dalam Pendidikan,” yang ditulis Prof. DR Abdul Mu’ti dan Fajar Riza Ul Haq, disebutkan pola penyebaran dakwah Muhammadiyah di Indonesia Timur, seperti Flores NTT, Papua, melalui jalur pendidikan.

Di NTT, Muhammadiyah memiliki Universitas Muhammadiyah Kupang, IKIP Maumere, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Kalabahi-Alor, PAUD dan TK Aisyiyah, yang mayoritas muridnya non Muslim.

Apakah semua kader Muhammadiyah? Tentu tidak, mereka adalah penikmat amal dakwah Muhammadiyah melalui pendidikan, seperti yang dicita-citakan Kyai Dahlan.

Mereka inilah yang kemudian mengabarkan pada saudara-saudaranya tentang kemuliaan Islam. Tak sedikit di antaranya yang kemudian memutuskan untuk bersyahadat.

Tak pernah terdengar mereka mengolok-ngolok dan menjelek-jelekkan guru-gurunya. Sebagaimana tak ada cerita A Kiong di Laskar Pelangi berkata kasar lagi merendahkan pada gurunya, Bu Mus atau Pak Harfan.

Ada adab yang mereka jaga setelah menikmati amal dakwah Muhammadiyah melalui pendidikan.

Kalau sekarang kita mendengar ada yang mengaku pernah mengenyam pendidikan Muhammadiyah namun justru membuat kegaduhan dengan Muhammdiyah, seharusnya ia belajar lagi dari anak-anak Laskar Pelangi.

Jakarta, 13/5/2024

NB: Follow me on IG @uttiek.herlambang | FB @uttiek_mpanjiastuti | www.uttiek.blogspot.com | channel Youtube: uttiek.herlambang