Dataran Tinggi Golan: Tanah Jajahan Israel Berpenduduk anti-Israelisasi
*Menolak Kewarganegaraan Israel*
Israel dan AS boleh saja seenak jidat merebut Dataran Tinggi Golan, tapi mereka tidak bisa menaklukan rakyatnya. Tahun 1981, 90 persen penduduk Dataran Tinggi Golan menolak kewarganegaraan Israel.
Jonathan Kuttab, pengacara Palestina dan aktivis hak asasi manusia, dalam wawancara 1983 punya cerita menarik soal ini. Menurutnya, mereka yang menerima kartu identitas Israel dikucilkan komunitasnya.
"Mereka yang menerima kartu identitias Israel benar-benar telah memisahkan diri. Mereka bukan lagi Druze," kata Kuttab.
Menurut Kuttab, setelah Israel mengesahkan aneksasi Golan, penduduk wilayah itu mengajukan banding dan petisi untuk pembatalan keputusan itu. Sebab, UU aneksasi itu mengharuskan mereka mendapatkan kewarganegaraan Israel. Ketika tuntutan ditolak, mereka mengumumkan tidak akan mematuni otoritas pendudukan.
"Israel dapat melakukan apa pun yang diinginkan kepada kami; menyita tanah kami, atau membunuh kami. Namun mereka tidak dapat memberi tahu siapa kami, Merka tidak dapat mengubah identitas kami," kata Kuttab menirukan pernyataan pendudukan Golan.
Setelah keputusan aneksasi itu, penduduk Golan melancarkan perlawanan tanpa kekerasan yang heroik sebagai upaya menentang pemerintah Israel.