Sejarah

Terpelesetnya Kepakaran Peter Carey Gara-Gara "Anak Ingusan", Kok Bisa?


Siapa tak kenal Peter Carey? Berkat usaha penelitiannya berpuluh tahun, kita jadi lebih mengenal detail kehidupan Pangeran Diponegoro, pemimpin Islam kharismatik yang mengkomando rakyat Jawa untuk berjihad melawan kolonial Belanda. Carey dianggap pakar, profesor emeritus, guru besar, kuncen, dan dewa untuk sejarah Diponegoro.

Dengan segala gelar kebangsawanan intelektualnya, tiba-tiba Peter Carey merasa terganggu dengan anak ingusan bernama Nicko Pandawa. Bersama timnya, Nicko memproduksi film Jejak Khilafah di Nusantara (JKDN) yang dianggap Carey hanyalah hoax belaka.

Lantas, beberapa pertanyaan ia ajukan pada Agustus 2020 ke pakar relasi Utsmani dan Asia Tenggara, Prof. Ismail Hakki Kadi:

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

1. Is there any evidence that the Sultanate of Demak, especially in the tenure of Raden Patah, had any contact with Ottoman?

2. Was the Sultanate of Yogyakarta considered a 'vassal' of Ottoman Turkey, or a representative of the Ottoman Sultan in Java?

3. Was the Sultanate of Yogyakarta had a legitimacy as the representative of Ottoman Turkey in Java, based on heirloom objects like the 'Tunggul Wulung' banner?

Jawaban dari Prof. Ismail Hakki Kadi cukup panjang. Tapi yang kemudian di-bold garis keras Carey hanya satu kalimat: "My answer to all your questions is no."

Berbekal jawaban tersebut, Carey sangat bersemangat untuk menstempel film JKDN sebagai hoax. Dan segenap penggemar yang silau dengan gelar kebangsawanan intelektualnya turut bertepuk tangan mengiyakan.