Panjat Pinang: Diciptakan Belgia, Dimodifikasi Prancis, Dibawa Daendels ke Hindia Belanda (bag 2)
Panjat pinang lenyap ketika Jepang datang. Maklum, tuan tanah Belanda digiring ke kamp interniran dan hidup berdesak-desakan. Yang tak beruntung menjadi pekerja paksa alias Romusha.
Setelah Jepang hengkang, panjat pinang muncul lagi. Di Negara, kota di Bali, panjat pinang ditampilkan di sebuah sekolah saat Hari Ratu pada tahun 1946. Di beberapa kota dengan situasi keamanan stabil, panjat pinang juga muncul lagi.
Berghapedia, atau ensiklopedia van het land van Bergh, mencatat panjat pinang muncul pada hari ulang tahun Ratu Wilhelmina, 31 Agustus 1948, di sejumlah kota di Indonesia.
Joseph Berendsen, dalam Indiedagboek deel 2, menulis tentang serdadu KNIL yang menggelar panjat pinang di Desa Palahlar, Tasikmalaya tahun 1948. Batang pinang didirikan di lapangan sepak bola, masyarakat dilibatkan sebagai pemanjat.
Berendsen mencatat itulah kali terakhir orang Belanda menggelar panjat pinang di tanah jajahan. Tahun berikutnya, HUT Ratu Wilhelmina tanpa perayaan. Setelah Konferensi Meja Bundar (KMB) berakhir, Belanda harus angkat kaki dari Indonesia.
Belanda mewariskan panjat pinang ke bangsa Indonesia, dan kita menggunakannya setiap tahun sampai Perayaan HUT Kemerdekaan ke-79.