Budaya

Inilah Jenis Hantu di Jawa atas Kajian Pakar Antropologi Amerika Clifford Geertz

Pohon beringin tua di Jawa pada tahun 1900.
Pohon beringin tua di Jawa pada tahun 1900.

Orang Jawa itu memang sangat mistis dan 'dekat' sama makhluk halus. Namun sayangnya mereka tak tahu berapa persis jenis makhlus halus yang mereka percaya ada dalam benaknya itu. Lucunya, pembagian kategori hantu orang Jawa baru secara sistematis di kaji oleh antropolog Amerika Serikat yang pada akhir 1950 -an meneliti duna batin orang Jawa. Sosiolog itu adalah Clifford Geertz yang menuliskan tentang 'trikotomi' pelapisan orang Jawa dilihat dari aspek kepercaan terhadap agama Islam, yakni golongan santri, priyayi, dan abangan.

Memang 'trikotomi'Geertz itu mendapat kritikan keras. Namun berkat penelitian Geertz yang berlangsung di Pare, Jawa Timur (Geertz menyamarkannya dengan Mojokuto), terkuak aneka kategori jmakhluk halus yang dipercaya orang Jawa. Menrutnya, orang Jawa mengenal tiga kategori makhluk halus yang utama: 'memedi' (setara harfiah berarti tukang menakut-nakuti), 'lelembut' (makhluk halus) dan 'tuyul'.

Memedi hanya mengganggu orang tapi aksinya tidak menimbulkan kerusakan serius. Memedi lelaki namanya 'genderuwo', memedi perempuan namanya 'wewe' (kawin dengan genderuwo, mereka selalu menggendong anak kecil dengan selendang di pingang, sebagaimana ibu-ibu manusia).

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Memedi biasanya ditemukan pada malam hari, khususnya di tempat-tempat gelap dan sepi. Seringkali mereka tampak dalam wujud orang tua atau keluarga lainnya, hidup atau mati, kadang malah menyerupaki anak sendiri. Salah satu jenis memedi lainya adan 'sundel bolong' (pelacur dengan lubang di punggungnya). Lainnya, adalah hantu 'jrangkong' yang berupa manusia tanpa daging, hantu 'wedon' yakni makhlus halus dalam bungkus kain putih yang sama dengan di barat yang disebut 'ghost'.

Kemudian jenis memedi yang lain ada yang disebut 'panaspat'i yang kepalanya terletak di mana kemaluannya seharusnya berada dan yang berjalan dengan kedua tangannya sembari menghebuskan api. Ada juga jenis memedia yang disebut 'jim', makhluk halus Islam yang bersembahnyang lima kali sehari, mengenakan jubah serta membaca doa berbahasa Arab.

Juga ada memedi 'pisacis' (pengembara) yakni akan kecil tanpa orang tua dan tempat tinggal tetap yang terus menerus mencari manusia untuk ditinggali. Kemudan ada 'uwil', yakni memedi yang dianggap tentara Budha di masa lalu, setan gundur yang seluruh rambutnya dicukur kecuali sebagian sebagai kuncung.

Setelah memedi, jenis makhluk halus yang dipercaya orang Jawa yang lain adalah 'lelembut'. Ini berbeda dengan memedi. Lelembut dapat menyebabkan orang sakit atau gila. Lelembut masuk ke dalam tubuh dan kalau tidak diobati oleh seorang dukun asli Jawa, dia akan mati. Orang Jawa percaya dokter-dokter barat tidak bisa berbuat apa-apa terhadap penyakit atau kegilaan yang disebabkan oleh lelembut; hanya dukun yang bisa menyembuhkannya.

Dukun sering bisa mengatakan di bagian tubuh mana lelembut itu masuk dan dapat mengeluarkannya dengan cara memijat, misalnya lengan, kaki, atau bagian punggung. Karena lelembut sama sekali tidak tampak, dia juga tidak mengambil wujud salah seorang keluarga, tetapi mereka ini sangat berbahaya bagi manusia.

Jenis makhluk halus yang dipercaya oleh orang Jawa lainnya adalah 'tuyul'. Dia adalah makhluk halus anak-anak yang bukan manusia. Mereka tidak menggangu, menakuti orang atau membuatnya sakit, sebaliknya mereka disenangi manusia karena membantu manusia menjadi kaya. Kalau orang mau kaya, ia bisa menyuruh tuyul mencuri uang. Tuyul bisa menghilang dan bepergian jauh hanya dalam sekejap mata sehingga tidak akan mengalami kesulitan dalam mencari uang tuannya.

Satu jenis tuyul yang lain disebut 'mentek'. Mereka anak-anak kecil yang tak berpakaian sama sekali, sementara orang mengatakan mereka itu saudaranya tuyul. Mentek tinggal di sawah. Pekerjaanya adalah mengisap isi bulir padi sehingga padi menjadi tak berisi (gabug).