Beginilah Budaya Kekhalifahan Ottoman Dalam Melindungi Binatang Liar yang Lestari Sampai Kini
Musim dingin tahun ini berlangsung ekstrem, disebut sebagai terburuk sepanjang 54 tahun terakhir. Tak hanya manusia yang harus mengamankan diri, binatang pun harus berjuang untuk survive.
Fenomena menarik terjadi di Istanbul, seperti dilaporkan TRTWorld. Sejumlah polisi ditugaskan untuk berkeliling memberi makan kucing liar.
Istanbul adalah surga bagi kucing liar. Kemanapun melangkah, pasti akan bertemu kucing di jalan. Jangan bayangkan seperti kucing kampung di Indonesia yang kurus dan kotor.
Kucing-kucing liar di Istanbul ini tak jarang serupa dengan kucing mahal yang bertubuh gemuk dan berbulu lebat. Saya bukan penyuka kucing, jadi tidak tahu itu jenis kucing apa.
Menariknya, orang Turki adalah para penyayang kucing. Tidak seperti di Eropa di mana kucing seringkali diidentikkan dengan dongeng penyihir, di Turki kucing dianggap sebagai binatang kesayangan Rasulullah SAW, sehingga harus dilindungi dan diberi makan.
Beberapa kucing sangat populer dan iconic, seperti Gli penghuni tetap Aya Shofia yang belum lama meninggal. Juga Tombili yang dibuatkan patung perunggu di kota Kadikyy.
Di musim dingin ini, pemerintah kota Istanbul menugaskan secara khusus polisi setempat untuk memberi makan kucing liar.
Serombongan polisi berpatroli sambil menenteng makanan kucing dan berhenti sejenak untuk memberi makan kala ada kucing melintas.
Kebiasaan penduduk Turki memberi makan binatang liar di musim dingin tak hanya pada kucing di Istanbul.
Penduduk di desa-desa juga mempunyai tradisi menebar makanan burung di atas bukit-bukit yang tertutup salju. Tujuannya supaya burung-burung itu tidak kesulitan mencari makan di musim dingin.
Hebatnya, tradisi ini merupakan warisan kebaikan yang dicontohkan Khalifah Umar ibn Abd Azis sejak 1200 tahun lalu yang masih dilestarikan oleh daulah Utsmani dan dilajutkan penduduk Turki hingga hari ini.
Tercatat dalam sejarah, Khalifah Umar ibn Abd Azis memerintahkan pejabatnya untuk mendistribusikan harta dari Baitul Maal ke seluruh fakir miskin.
Ternyata harta itu masih tersisa banyak sekali. Lalu diperintahkannya untuk dibagikan pada seluruh prajurit. Bisa dibayangkan, berapa ratus ribu jumlah tentara Umayyah pada masa itu, karena kekuasaannya meliputi India sampai Afrika Utara.
Itu pun masih tersisa banyak. Lalu diperintahkannya mencari anak muda yang mau menikah. Mereka akan dinikahkan dan dibiayai pernikahannya.
Masih tersisa juga, diperintahkannya mencari semua Muslimin yang punya hutang. Hutangnya akan dilunasi negara. Belum habis, diperintahkan mencari kaum Nasrani dan Yahudi yang juga punya hutang, dan akan dilunasi negara.
Harta Baitul Maal yang penuh keberkahan itu tak habis juga, hingga akhirnya diperintahkan untuk dibelikan biji gandum dan disebar ke gunung-gunung, supaya tidak ada satu pun burung yang hidup di wilayah Umayyah yang kelaparan.
“Taburkanlah gandum di atas bukit dan pegunungan agar tidak ada yang mengatakan burung-burung kelaparan di negeri kaum Muslimin."
MasyaAllah. Begitu mulianya Islam, hingga binatang liar pun hidup sejahtera di negeri-negeri Muslim!
** Penulis: Uttiek M Panji Astuti, Penulis buku dan traveller