Politik

Ironi Generasi Milenial: Ketika Politik Hilangkan Asa Bung Karno Kala Pesawat N 250 Dimuseumkan

Pesawat N250 saat akan dipindahkan ke museum. Bila mengenang BJ Habibie maka di selalu mengatakan sangat menyakitan. Padahal dia hanya melanjutkan ide besar Bung Karno kala bertemu saat remaja ketika hendak kuliah di Jerman.
Pesawat N250 saat akan dipindahkan ke museum. Bila mengenang BJ Habibie maka di selalu mengatakan sangat menyakitan. Padahal dia hanya melanjutkan ide besar Bung Karno kala bertemu saat remaja ketika hendak kuliah di Jerman.

Semua orang Indonesia tahu bila hari ini pesawat CN 235 dipuji-puji setingga langit. Padahal pujian hari ini menggelikan sebab pesawar canggdih sebagai kakak CN 235, yakni N250 dimuseumkan. Padahal pesawat canggih dikelasnya itu merupakan karya anak bangsa sudah siap produksi setelah melewati berbagai uji coba yang sarat berat, misalnya di uji coba terbang di kawasan gurun pasir yang panas dan keliling dunia. Pesawat N250 tinggal menjalani uji coba terakhir yakni terbang di atas kawasan salju di kutub utara dan selatan.

''Saya yang sempat mendampingi Pak Habibie ketika melihat kembali pesawat N250. Dia sangat sedih dan tahu bahwa impian dan kerja kerasnya yang dilakukan selama 40 tahun hilang begitu saja. Beliau tahu ada proses de-Habisasi,'' kata cendikiawan UGM, Prof DR Sofian Efendy dalam sebuah perbincangan di podcast yang disiarkan 'Bravo's Radio'.

Kenyataan ini jelas menyanyat hati. Selain dihabisi dari dalam negeri oleh kekauatan politik pasca reformasi yang menganggap Habibie adalah kelanjutan dari Orde Baru, dunia internasioanal pun tak mau memberikan kesempatan pesawat ini diproduksi. Produksi pesawat ini tak mendapat kucuran dana bank garansi baik dari perbangkan dalam negeri dari luar negri. IMF kala itu langsung memotong paket bantuannya kala Indonesia mengalami krisis ekonomii terkait proyek produksu pesawat canggih yang bisa terbang dengan sistem Fly By Wire itu.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Presiden berikutnya pun tak semangat melanjutkan produksi pesawat yang sebenarnya juga sudah dicita-ciatakan jauh-jauh hari yakni di masa Presiden Soekarno. BJ Habibe pada suatu waktu mengatakan bahwa kepergiannya ke Jermah untuk kuliah di Jerman salah satunya dipesan oleh Bung Karno agar anak-anak Indonesia bisa membuat pesawat terbang.

''Ya itu cita-cita Bung Karno yang saya laksanakan dengan kerja keras selama 4O tahun. Kami mengirim berbagai anak-anak muda bersekilah tinggi ke berbagai univeritas terkemuka di bidang teknologi sejak sebelum tahun 1980-an. Dan anak-anak yang lulus kuliah itulah pada tahun 1990 mampu mempriduksi pesawat terbang itu. Di awali dengan CN 235 dengan bekerja sama dengan spanyol, dan kemudian membuat pesawat N250 yang semuanya hasil karya anak-anak bangsa,'' kata BJ Habibie ketika berpidato disebuah pertuan dengan almarhumah Rahmawati Soekarnoputi di Universitas Bung Karn beberapa tahun silam.

BJ Habibie dalam sebuah foto dengan ikon pesawat terbang karya Fotografer Republika. Foto ini sangat terkenal dan tersebar luas.
BJ Habibie dalam sebuah foto dengan ikon pesawat terbang karya Fotografer Republika. Foto ini sangat terkenal dan tersebar luas.

Meski sudah siap produksi, namun atas kepututusan politik pada sebuah era presiden proyek itu dimatikan. PT DI mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran. Kala itu PT DI diolok karena hanya lebih baik membuat panci saja.

Keadaan tragis Pesawat N250 alias Gatotkaca kini termpang jelas. Pesawat canggih dikelasnya itu dan kini dicontoh oleh Kanada dengan memprodulksi pesawat ATR, telah resmi menjadi bagian dari penghuni Museum Pusat TNI Angkatan Udara Dirgantara Mandala (Muspusdirla), D.I. Yogyakarta.

Akibatnya, pesawat rancangan Presiden B.J. Habibie itu harus rela menjadi pajangan setelah tak kunjung mendapat kejelasan.

Berikut fakta-fakta terkait dengan pesawat N-250. Pertama, pesawat ini terbang perdana pada 25 tahun lalu. Saat itu Kementerian Riset dan Teknologi yang kini menjadi BRIN itu telah menyampaikan bila pesawat N-250 berhasil melakukan penerbangan perdana pada tanggal 10 Agustus 1995. Kesuksesan itu pun membuat pemerintah menetapkan tanggal 10 Agustus sebagai Hari Kebangkitan Teknologi Nasional.

Kedua, pesawat CN 250 asli buatan putra putri Indonesia. Pesawat N-250 merupakan pesawat buatan dalam negeri yang desain oleh Habibie dan dikerjakan oleh Industri Pesawat Terbang Nusantara (sekarang PT Dirgantara Indonesia). Kode 'N' pada pesawat itu merupakan penanda bahwa desain, produksi, dan perhitungannya dikerjakan di Indonesia. 'N' adalah singakatan dari Nurtanio. (Bila dulu ada CN 235, itu arti 'C' itu Cassa, pabrik pesawat terbang di Spanyol). 250 artinya, pesawat ini bermesin ganda (punya dua mesin), dan 50 adalah kapasitas daya angkut penumpang.

Pesawat N250 terbang diangkasa. Nasibnya kini tak melangit dan dipuja-puji secara luar biasa. Padahal pesawat ini sangat canggih dikelasnya dan dibuat oleh putra bangsa Indonesia.
Pesawat N250 terbang diangkasa. Nasibnya kini tak melangit dan dipuja-puji secara luar biasa. Padahal pesawat ini sangat canggih dikelasnya dan dibuat oleh putra bangsa Indonesia.

Ketiga N250 adalah pesawat sipil. Pesawat N-250 merupakan pesawat sipil regional komuter. Pesawat itu menggunakan mesin turboprop yang dirancang oleh IPTN. Turboprop adalah mesin yang menggunakan inti turbin gas untuk menghidupkan baling-baling.

Keempat, pesawat N250 pertama kali diperkenalkan dalam forum sangat bergengdi dalam dunia perbanagan dunia, yakni di Paris Air Show. Konstruksi prototipe dimulai pada tahun 1992. Prototipe pertama dengan 50 kursi, terbang pertama kali pada 10 Agustus 1995. Akhirya nanti pesawat ini bisa membawa penumpang hingga 68 penumpang.

Kelima, pesawat N250 gagal seritifkasi karena krisis moneter. Proses pertifikasi pesawat buatan Indonesia awalnya dijadwalkan pada pertengahan 1997 dan sertifikasi AS pada akhir 1997. Namun, Pesawat N-250 gagal menjalani sertifikasi untuk mendapat izin pada tahun 1998 karena saat Indonesia dilanda krisis moneter.

Setelah kegagalan itu, N-250 hanya berdiam di dalam hanggar hingga akhirnya dipindahkan ke Museum Muspusdirla (Museum Pusat TNI Angkatan Udara Dirgantara Mandala (Muspusdirla).

Semua kenyataan itu jelas sebuah kenyataan tragis dari bangsa yang berpunduduk besar dan mempunyai kekayaan alam yang luar biasa ini. Setelah proyek N250 dimatikan, para insinyur perancang ini pergi bekerja ke seluruh Industri dirgantara yang ada di dunia. Bukan hanya parbik pesawat kondang seperti Air Bus dan Boeing, para anak-anak bangsa yang sangat pintar itu banyak bekerja di Iran. Harap diketahui bila teknologi rudal Iran semakin hari semakin canggih itu ada peran para insinyur dari pabrik Nurtanio yang ada di Bandung.

Akhirnya, pada masa kini teknologi bagi generasi milenial yang namanya teknologi bukan membuat barang dengan memakai teknologi tinggi. Bahkan di benak generasi milenial teknologi tinggi ini direduksi hanya sekedar membuat aplikasi. Keadaan ini tentu menyedihkan.

Pertanyaanya apakah sekarang bangsa Indonesia mengalami kemunduran serius dalam penguasaan teknologi? In jawaban yang susah dijawab meski sebenarnya banyak orang yang tahu jawabannya.

Paradoks memang...!