Begini Isi Radiogram Pangima Besar Sudirman kepada PDRI Tanggal 23 Maret 1949

Sejarah  
Soekarno memeluk Sudirman sesampainya di Istana Presiden Yogyakarta sepulang dari gerilya disaksikan ajudan Sudirman, Supardjo Rustam, yang berdiri di depan pintu. Sudirman datang ke istana dengan sikap sangat kaku dan memeluk Soekarno dengan basa-basi. Saking kakunya, Soekarno meminta fotografer Istana, Mendur, mengulang adeng pelukan itu. Jadi foto ini adalah adegan yang diulang kembali.
Soekarno memeluk Sudirman sesampainya di Istana Presiden Yogyakarta sepulang dari gerilya disaksikan ajudan Sudirman, Supardjo Rustam, yang berdiri di depan pintu. Sudirman datang ke istana dengan sikap sangat kaku dan memeluk Soekarno dengan basa-basi. Saking kakunya, Soekarno meminta fotografer Istana, Mendur, mengulang adeng pelukan itu. Jadi foto ini adalah adegan yang diulang kembali.

Peran Soekarno Hatta yang disebut penggerak Serangan Umum 1 Maret 1949 memang terus dipertanyakan. Peminat Sejarah dan mantan Safat Ahli Wakil Preden Hamzah Haz, Lukman Hakiem, terus menyatakan tak masuk akal bila serangan itu memina izin atau restu dari keduanya.

Bahkan, menurut Lukman dalam buku yang ditulis oleh Wakil Ketua PDRi, Sutan Mohammad Rasyid, yang berjudul 'Sekitar PDRI' yang diterbitkan penerbit Bulan Bintang tahun 1982, di sana terjejak kenyataan bila kala itu Jendral Sudirman berbeda pendapat secara serius, bahkan tak menyukai Soekarno. Ini karena dia memilih menyerah dan kemudian ditawan dari pada melawan dengan pergi melakukan gerilya.

''Dalam radiogram dari Panglima Besar Sudirman kepada Ketua PDRI di Bukittinggi, tanggal 23 Maret 1949 terdapat kenyatan yang unik atas sikap Sudirman. Radiogram itu terdiri dari 14 point,'' kata Lukman Hakiem, dalam perbincangan (9/2/2022).

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Menurut Lukman yang menarik dalam radiogram itu ada di point ketiga dan keempat. Dalam point ketiga Pak Dirman menulis begini:"Kepada Ketua PDRI bahwa di Jawa banyak suara bila mereka tidak akan tunduk pada orang-orang yang berada dalam tawanan atau pengawasan Belanda."

''Pada point ini artinya Pak Dirman itu tidak suka pada Soekarno yang menyerah. Di sini Sudirman memakai gaya komunikasi Jawa yang berbicara hanya bicara fakta yang setengah. Tidak terus terang.DIa berkata bahwa banyak yang tidak mau tunduk kepada orang yang berada dalam tawanan,'' ujarnya.

Pada point isi radiogram di point keempat semakin jelas sikap Sudirman sebagai pemimpin tentara. Isi radiogram ini sebagai berikut."Jika ada perundingan penghentian tembak menembak atau hal mengenai status negara, maka harus berkumpul PDRI, Staf Angkatan Perang, dan Panglima Tertinggi jika sudah merdeka."

''Artinya Pak Dirman hanya mau berhubungan dengan Pak Syafruddin sebagai pemimpin pemerintahan PDRI yang syah. Jadi atas kenyataan ini, tak masuk akal bila Sudirman meminta restu atau persetujuan Sukarno untuk melakukan serangan umum ke Yogyakarta,'' kata Lukman Hakiem dengan lugas.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image