Humur Gus Dur: Tentang Presiden Republik Pisang yang Hanyut di Sungai

Politik  
Buku 'Matu Ketawa Cara Rusia'.
Buku 'Matu Ketawa Cara Rusia'.

Gus Dur semua orang tahu suka ngocol. Mendiang pengamat sosial, DR Arief Budiman, pernah mengkritik keras bila saat jadi presiden dia lebih sibuk mengumpulkan lucuan untuk diomongkan di depan umum.

Apa yang dikatakan Arief Budiman tak salah. Hampir pada setiap kesempatan pidato Gus Dur terselip humor. Bahkan dalam acara yang serius misalnya ulang tahun PKB hingga peristiwa kunjungan kenegaraan, misalnya saat melakukan kunjung ke Amerika Serikat. Gus Dur saat bertemu Bill Clinton di White House membuat humor tentang meja presiden tempatnya bekerja. Clinton tertawa ngakak sampai pegang tangan Gus Dur.

Dan kebiasaan Gus Dur membuat dan mengumpulkan lucuan itu sudah berlangsung sangat lama. Semenjak muda dia sudah melakukannya. Salah satu jejak humor Gus Dur yang penting adalah ketika membuat lucuan saat memberi kata pengantar buku humor yang sangat terkenal di pertengahan awal 1980-an, yakni buku 'Mati Ketawa Cara Rusia'. Buku ini top. Best seller. Ini karena buku terbit di tengah suasana rezim yang sangat otoriter dan serba formalistik. Gus Dur melalui buku itu melawannya dengan cara membuat lucuan.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Di kata pengantar buku itu Gus Dur membuat lucuan tentang presiden republik pisang yang hanyut di kali, Begini tulisan Gus Dur yang menjadi pengantar buku 'Mati Ketawa Cara Rusia' itu:

Presiden Gonzales dari sebuah "republik pisang" di Amerika Latin sangat tidak populer. Pada suatu hari, ia bertamasya keliling ibu kota, dengan berkendaraan kuda. Ketika akan menyeberang sebuah jembatan, kuda yang dinaikinya terkejut melihat derasnya arus sungai di bawah jembatan itu. Presiden Gonzales terjatuh dari kudanya ke dalam sungai itu dan dihanyutkan arus deras tanpa dapat ditolong oleh para pengawalnya.

Namun, setelah hanyut sangat jauh, ia ditolong oleh seorang pencari ikan yang pekerjaannya setiap hari mengail di tempat itu. Dengan rasa terima kasih sangat besar, ia menyatakan kepada pengail miskin itu siapa dirinya, dan betapa besarnya jasa pengail itu kepada negara, dengan menolong dirinya.

Ditanyakannya kepada pengail tersebut, apa hadiah yang diinginkannya sebagai imbalan atas jasa sedemikian besar itu. Dengan kelugasan orang kecil, pengail itu menjawab, "Satu saja, Paduka. Tolong jangan ceritakan kepada siapa pun bahwa sayalah yang menolong Paduka."

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image