PBB Tetapkan 15 Maret Hari Anti Islamophobia, Ke Mana Pergi Demam Radikal-Radikul di Indonesia?

Politik  
Demonstrasi setop Islamofobia di Prancis.
Demonstrasi setop Islamofobia di Prancis.

Majelis Umum PBB tanggal 15 Maret 2022 bersidang, yang dihadiri 193 anggota, aklamasi ketok martil menerima resolusi bahwa 15 Maret ditetapkan sebagai hari Perlawanan terhadap Islamophobia.

Draft resolusi diajukan tahun 2019 oleh 55 negara dengan pidato pengantar oleh PM Pakistan Imran Khan

Maka dengan demikian di Indonesia pun tak dapat lagi sikap Islamophobia dibenarkan. Selama ini sikap Islamophobia dijadikan sarana untuk mencitrakan imej diri sebagai orang moderat. Setelah resolusi sikap begini dapat diartikan melecehkan PBB.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Dunia memerangi (combat) sikap seperti ini. Dapat dikatakan jarang resolusi PBB dapat dukungan aklamasi.

Sindir golongan Islam dengan ucapan radikal radikul sudah tidak ada tempat lagi di dunia.

Islamophobia masa Orla dan Orba dalam kasus partai Masyumi, sebagai berikut:

Pada bulan Agustus 1960 partai Islam Masyumi dituduh pemerintah terlibat penberontakan PRRI dan diberi ultimatum oleh Presiden Soekarno, kalau sampai 17 Agustus 1960 tidak bubarkan diri akan dinyatakan sebagai partai terlarang.

Tanggal 15 Agustus 1960 Masyumi keluarkan pernyataan yang ditanda tangani Prawoto Mangkusasmito selaku Ketum dan Yunan Nasution selaku Sekjen bahwa partai Mssyumi membubarkan diri. Sikap overbodig, berlebihan, ditunjukkan Orde Lama dengan keluarnya Kepres tanggal 24 Agustus 1960 yang membubarkan partai Masyumi.

Kemudian secara lisan disebut sebagai partai terlarang hingga masuk era Orde Baru. Bahkan di masa Orde Baru sebut-sebut nama Masyumi saja tidak disukai.

Ini yang mendorong saya pada tanggal 5 November 1995 menggelar konperensi pers di mana saya umumkan berdirinya Masyumi Baru pimpinan saya.

Apa yang mendorong seluruh negara di dunia termasuk Israel dan India mendukung resolusi 15 Maret, padahal disitu digunakan kata combat (serbu) siapa saja yang Islamophobia. Pertimbangan negara-negara di dunia termasuk Rusia dan China dukung resolusi 15 Maret:

1. Perang Ukraine menyadarkan dunia bahwa konstelasi dunia berubah. Blok Barat kekuatan tunggal. Tidak ada lagi bipolarisasi kekuatan dunia. Realita kini monopolar.

2. Dunia menyadari bahwa China perlahan tapi pasti sedang menuju masa lalu. Jewish komunitas, bukan state. Blok Barat berpaling ke Islam, wether U like ít or not!

*** Penulis: Ridwan Saidi, Politisi Senior, Sejarawan, dan Budayawan Betawi.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image