Politik Wacana Islamofobia Sudah Berubah: Setop Pinggir Kamerad..!

Politik  
Pertemuan Putin dengan Macron di Moskwo beberapa hari lalu.
Pertemuan Putin dengan Macron di Moskwo beberapa hari lalu.

Dalam foto di atas, yakni pada temu empat mata Putin-Macron berjarak enam meter antar keduannya, tampaknya Putin lebih mendominasi pembicaraan. Mungkin Macron lebih focus untuk "membaca" Putin daripada menyimak omongannya.

Sementara itu Aljazeera TV 28/3 dalam running text memuat pernyataan Intelejen militer Inggris bahwa invasi Rusia ke Ukraine terhenti, karena:

1. Shortagical logistic

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

2. Merosotnya moral

3. Meningkatnya resistensi Ukraine.

Itulah sebabnya Macron lebih enjoy amati gerak gerik Putin, tentu ucapannya juga.

Seruan Presiden Biden baru-baru ini kepada Indonesia agar tidak memihak mengandung kesan bahwa USA menilai Indonesia sudah berpihak. Pemerintah harus memberi respons yang berdampak positif untuk rakyat. Ini bukan lagi masanya untuk melamun-lamunkan diri, tapi berpikir dan bekerja keras.

Politik luar negeriUSA memang terasa berubah sejak negera itu meninggalkan Afghanistan dengan damai, lalu membiarkan Israel dihajar Hamas, lalu DPR USA menerima usul anggotanya Ilhan Omar agar Islamophobia digebuk. Kemudian usulan Ilhan naik jadi resolusi 'March 15 to combat Islamophobia'. "Yang phobi pada Islam, perangi", begitu juga kata PBB.

Pemerintah Indonesia tak dapat lagi memandang Rusia, dan China, seolah sebagai kekuatan pengimbang bagi The West. It's all over, Mas.

Pemerintah juga harus sadar bahwa dunia menuju kekuatan tunggal yaitu The West (negara barat), dan mereka tampaknya akan gandeng Islam.

Kalau waktu masih ada, maka pemerintah Indonesia harus tata ulang polugrinya. Masa bagi pejabat=pejabat pemerintah beradu lincah dalam menyanjung-nyanjung China sudah berlalu. Kalau masih keburu berusahalah belajar dan bekerja dalam sistem dan tatanan dunia yang berubah dengan cepat ini.

Dari pengalaman ini dapat ditarik kesimpulan bahwa selama ini tampaknya pemerintah tak dapat membaca dengan benar kekuatan Rusia dan China. Disangka hebat, taunya letoy punya.

*** Penulis: Ridwan Saidi, Politisi Senior, Sejarawan dan Budayawan Betawi.

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image