Melihat Singapura Hari Ini?

Politik  
Suasana Masjid di komplesk Kedubes RI.
Suasana Masjid di komplesk Kedubes RI.

Oleh: Ilham Bintang, Jurnlis Senior.

Setelah pandemi Covid-19 relatif mulai reda, saya betul -betul baru masuk Singapura, Selasa (31/5). Sebelum ini, hanya transit beberapa jam di Bandara Changi. Seperti di awal bulan Mei ketika terbang ke Melbourne, Australia dan akhir Mei sewaktu kembali ke Tanah Air. Saya melaporkan dalam sebuah artikel mengenai kondisi Kota Singa waktu itu.

Sejauh pengamatan di Bandara Changi dan beberapa data pendukung, Singapura sudah tampak menunjukkan geliat pemulihan pasca pandemi. Angka penularan kasus positif Covid-19 per 30 Mei memang masih 2389 kasus dan rerata harian 3703 selama sepekan.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Namun, tidak ada lagi pemeriksaan ketat. Bahkan dalam artikel minggu lalu, saya mengutip laporan harian kasus pertanggal 23 Mei di Singapura yang sempat melonjak 32.000 kasus.

"Kalau pun benar, tidak lagi menjadi halangan rakyat Singapura beraktifitas," kata Dubes RI Suryopratomo, Selasa (31/5) malam saat menjamu kami makan malam di Wisma Indonesia, KBRI Singapura.

Semalam Dubes Tommy menyetir sendiri mobilnya menjemput kami.

Seperti di Indonesia dan di Malaysia, masyarakat sudah menganggap keadaan sudah normal, pelancong pun terus berdatangan. Di Melbourne Australia juga demikian. Data di hari yang sama di Ibu Kota Negara Bagian Victoria, Australia itu rerata harian 9721 kasus. Yang penting tetap memakai masker dan menjaga jarak. Di tempat umum, di mall, bandara, atau di MRT Singapura masyarakat tetap setia mengenakan masker.

Perjalanan luar negeri hanya dipersyaratkan telah menjalani vaksinasi. Itu kata kuncinya. Di Singapura angka vaksinasi sudah mencapai 90 % populasi penduduk. Kendala baru, yang paling banyak dikeluhkan orang sekarang, mahalnya harga tiket pesawat dari Tanah Air ke Singapura. Apalagi di akhir pekan atau hari libur. Tiket return (PP) kelas ekonomi saja bisa di atas Rp.10 juta. Kelas bisnis tiga kali lipat dari harga itu. Timbo Siahaan yang mantan Komisaris Garuda membeli tiket pesawat kelas ekonomi itu di atas Rp. 10 juta.

Saya masuk ke Singapura kemarin siang bersama Pemred Kumparan Arifin Asydhad dan Asro Kamal ( Dewan Kehormatan PWI- Pusat). Kami baru pulang

menghadiri peringatan Hari Wartawan Nasional Malaysia (Hawana 2022) di Melaka, dan jamuan "sensasional" makan durian PM Malaysia Ismail Sabri Yaacob di Putra Jaya, Kuala Lumpur.

Sedangkan rekan Timbo Siahaan ( Pemred JakTV) tiba Selasa pagi dari Jakarta. Kami berempat ke Singapore khusus untuk menengok Dubes RI untuk Singapura, Suryopratomo. Wartawan senior mantan Pemred Harian Kompas itu menempati posnya sejak 20 bulan lalu, persis di masa puncak pandemi Covid-19, tahun 2020 yang merenggut banyak jiwa di seluruh dunia. Tommy, begitu panggilan akrabnya, waktu masuk Singapura menjalani isolasi dua minggu.

Praktis, baru awal tahun ini Tommy mulai bergiat secara normal. Begitu "normal" kesibukannya pun luar biasa. Termasuk melayani tamu khususnya para pejabat dari Tanah Air yang sedang berada di Singapura. Berdinas maupun sekedar mampir berlibur. Belum lagi menangani WNI yang bermasalah di sana. Semalam sewaktu mengajak kami tur di kompleks KBRI, Tommy menunjuk tempat penampungan WNI yang kena masalah itu.

"Sekarang yang ditampung tinggal 30 orang. Sebelum ini jumlahnya pernah mencapai 500 orang," ungkapnya.

Tommy bercerita juga selama pandemi dia juga mengerjakan renovasi bangunan masjid KBRI, Masjid Istiqomah. Ruang Imigrasi, dan beberapa bangunan lainnya pun direnovasi. Gedung di Komplek KBRI di atas tanah seluas 3 Ha banyak yang keropos. Masih merupakan bangunan tahun 1985.

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image