Prof DR H Azyumardi Azra: Karya Jaringan Ulama Nusantaramu Abadi...!
Kabar bila hari ini Prof. Dr. H. Azyumardi Azra, M.Phil., M.A., mangkat tersebar luas dan masif. Cendikiawan Muslim dan Ketua Dewan Pers inii wafat di sebuah rumah sakit di Kuala Lumpur karena terkena paparan Covid-19. Perasaan dan kehilangan orang Indonesia yang satu-satunya berhak di makamkan di Kerajaan Inggris karena punya kehormatan mendapat gelar 'sir' (bangsawan), ini membuat perasaann saya campur aduk.
Apalagi beberapa hari lalu, sebelum Azyumardi berangkat ke Malaysia setelah singgah terlebih dahulu di tanah kelahirnya di Lubuk Alung,Padang Pariaman, Sumatra Barat, sempat ngobrol pendek melalui telepon pada jaringan Wattsapp. Kala itu menyoal perkara persoalan pelecehan seksual di Nusa Tenggara Timur oleh seorang calon pemimpin agama. Sebelumnya berbagai hal terkait dengan isu yang membelit Umat Islam dan eksistensi negara ini saya mengadukannya ke lelaki yang lahir pada 4 Maret 1955 ini.
Berbagai gelar prestius dari doktor, rektor UIN 2006, hingga gelar bangsawan 'Sir' (2010) dengan titel Comander of The Order of Britisih Empire sudah melekat pada dirinya. Gelar ini sejajar dengan apa yang didapat Perdana Menteri legendaris Inggris, Winston Churchil hingga para awak band pujaan dunia, The Beatels: Paul McCartney, John Lennon, Ringgo Star, George Horison, atau para dedengkot Grup Rock Legendaris Queen. Azra atas status ini berhak dimakamkan di Inggris.
Tapi sebelum itu semua, ada satu hal yang membuat Azra begitu posisinya melangit dalam dunia intelektual Islam. Hal itu adalah karya legendarisnya mengenai jaringan ulama di Indonesia yang ternyata terkoneksi dengan jaringan dunia. Azyumardi menulis disertasi ini untuk menyelesaikan pendidikannya pada 199. Berkat disertasi itu, ia memperoleh gelar Master of Philosophy (MPhil) dari Departemen Sejarah, Columbia University tahun 1990, dan Doctor of Philosophy Degree dengan disertasi berjudul The Transmission of Islamic Reformism to Indonesia: Network of Middle Eastern and Malay-Indonesian ‘Ulama ini the Seventeenth and Eighteenth Centuries.
Pada tahun tahun 2004 disertasi yang sudah direvisi diterbitkan secara simultan di Canberra (Allen Unwin dan AAAS), Honolulu (Hawaii University Press), dan Leiden, Negeri Belanda (KITLV Press). Karya Azyumardi ini telah bolak balik diterbitkan diberbagai penerbit kelas dunia. Untuk edisi Indonesianya pun sudah diterbitkan lebih dari sepuluh kali.