Sejarah

Kajian Asyumardi Tentang Teori Kedatangan Islam dari Arabia Pada Abad ke-7 Masehi

Kedatangan para penyebar Islam di Nusantara. (ilustrasi).
Kedatangan para penyebar Islam di Nusantara. (ilustrasi).

Salah satu penelitian Prof DR Azyumardi Azra dalam disertasinya yang kemudian dibukukan dalam judul 'Jaringan Ulama Timur Dan Kepulauan Nusantara Abad XVII & XVII' mengisahkan tentang kitab 'Aja'ib Al-Hind' yang merupakan salah satu sumber Timur Tengah (aslinya berbahasa Persia komunitas Muslim lokal di wilayah kerajaam Hindu-Budha Zabaj (Sriwijaya). Kitab yang ditulis Buzurg b. Sahriyar Al-Rahmurazzi sekitar tahun 390 H/1000 M ini meriwayatkan tentang kunjungan para pedagang Muslim ke kerajan Zabaj.

Para pedagag Muslim inu menyaksikan kebiasaan kerajaan itu, bahwa setiap Muslim --baik pendatang atau penduduk lokal -- yang ingin menghadap raja harus bersila. Kata 'bersila' yang digunakan kitab 'Ajai'ib Al Hind' pastilah salah satu sedikit kata Melayu yang pernah digunakan dalam teks Timur Tengah.

Terlepas dari soal soal bahasa ini, kewajiban bersila yang diwajibkan bagi penduduk Muslim lokal, mengisaratkan telah terdapatnya sejumlah penganut Islam dari kalangan penduduk asli kerajaan Zabaj (Sriwijaya). Sayang teks ini tidak memberi informasi tentang apakah penduduk asli diislamkan oleh para pedagang Arab tersebut. Yang jelas kewajiban bersila tersebut kemudian dihapuskan oleh raja Sriwijaya setelah pedagang Oman memprotes bahwa tradisi itu tidak sesuai dengan ajaran Islam.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Teori adanya Islam di Sriwijaya dan datang langsung dari Arabia ini dipegang oleh sejararawan Crawud, walaupun ia menyarankan bahwa interaksi penduduk Nusantara dengan Muslim yang berasal dari partai timur India juga merupakan faktor penting dalam penyebaran Islam di Nusantara.

Sementara sejarawan Keizer memandang Islam Nusantara berasal dari Mesir atas dasar pertimangan kesamaan kepemelukan penduduk Muslim di kedua wilayah kepada mahzab Syafi'i. 'Teori Arab' ini juga dipegang oleh Neimann dan de Hollander dengan sedikit revisi; mereka memandang bukan Mesiir sebagai sumber Islam di Nusantara melainkan Hadhramawt.